banten lama punya benteng dan vihara avalokitesvara

vihara avalokitesvara
"sudikah kau terima ku
 terlanjur sayangi
 terlanjur ingini
 semua yang ada
 di dalam dirimu"


#semua yang ada-d'cinnamons

ini adalah trip ga mo rugi setelah perjalanan jakarta-serang untuk dateng ke pernikahan rekan kantor yang diadakan di pandeglang. minim info tentang propinsi di ujung barat jawa jadi na memanfaatkan jasa google. dan pas googling yang muncul antara lain benteng dan kraton banten. ga cocok dengan rekan-rekan "cantik" akhir na vihara avalokitesvara yang menjadi pilihan.

how to get there:
- lewat tol jakarta-serang, keluar di pintu tol serang timur
- belok kanan pas lampu merah, susurin jalan. jalanan di sini lumayan banyak lubang dan berdebu, ga bisa buat mobil melaju cepat -apalagi kencang-, siapkan waktu lumayan lama buat perjalanan
- belok kiri saat berhadapan dengan sungai, jangan nyeberang ya. susuri sungai
- di ujung jalan ada benteng banten lama, putarin benteng. vihara ini akan kelihatan di sebelah kanan
gerbang masuk vihara
vihara avalokitesvara merupakan vihara tertua di banten. dibangun pada 1542 di desa dermayon dan dipindahkan ke lokasi saat ini pada tahun 1774. vihara ini dibangun atas prakarsa ong tien nio -istri sunan gunung jati, berasal dari tiongkok-. bangunan ini sudah mengalami beberapa kali pemugaran, terakhir di tahun 2009 setelah terjadi kebakaran. jadi tidak heran jika banguan na terlihat baru walau bentuk asli na masih dipertahankan.

patung tertua di sini adalah dewi kwan im, mungkin ini juga yang menjadi dasar penamaan vihara ini, avalokitesvara. patung kwan im menjadi satu-satu na patung yang berhasil diselamatkan saat peristiwa kebakaran 2009. secara keseluruhan, terdapat 16 patung di dalam vihara.
bersama anak singa batu
di bagian dalam na terdapat semacam aula dan ruang terbuka dilengkapi dengan bangku taman. untuk menuju ke sana kita bisa melewati lorong yang ada. di atas lorong ini terdapat lukisan dinding yang menggambarkan peristiwa meletus na gunung krakatau tahun 1883, mulai dari letusan na sampai air bah dan bencana yang ditimbulkan. selain itu digambarkan pula orang-orang yang berlindung di dalam vihara dan berdoa memohon mukjizat keselamatan. dan doa itu pun terjawab dengan selamat na orang-orang yang berlindung di dalam vihara dari air bah yang datang.
lorong dan lukisan dinding
walaupun merupakan klenteng tri darma, penganut kepercayaan lain boleh masuk ke sana selama sopan dan tidak mengganggu. kami datang di hari sabtu, saat banyak peziarah yang datang sembahyang. tidak tau klo tempat dupa di bagian depan adalah lokasi penting, kami asik aja berfoto di situ. maaf, rhe sungguh tidak tau dan para peziarah ini seperti na cukup memaklumi dengan bersedia menungggu kenarsisan kami di depan vihara. makasih... -padahal ditegur aja boleh lho- ^^v
menara pembakaran
selain sembahyah mereka juga melakukan doa leluhur atau mengirim "sesuatu" untuk arwah yang meninggal. barang-barang ini dibakar di menara pembakaran yang terdapat 2 buah di samping vihara, kanan dan kiri. barang yang dibakar tidak hanya dikirim sebagai bekal arwah yang meninggal tapi juga untuk memberikan "upeti" pada para penjaga alam baka untuk menjaga arwah leluhur mereka. konsep yang menarik, bahwa sifat manusia dibawa sampai ke alam baka, bahkan sampai ke penghuni asli na.
sisa pembakaran
puas mengekspor vihara, kami melanjutkan kunjungan singkat ke benteng spellwijk. nama spellwijk diambil dari nama gubernur jenderal belanda yang menjabat pada masa benteng ini dibangun, cornelis janszoon speelman. benteng ini terletak di depan vihara avalokitesvara, cukup menyeberangi parit yang memang dibangun mengelilingi benteng. melihat kompleks ini sepintas seakan kembali dibawa ke ayutthaya, saat kemegahan masa lalu tersisa dalam puing-puing. setidak na di sana sudah direstorasi sedangkan di sini masih diabaikan.

kontruksi utama benteng yang dibangun untuk mencegah serangan banten ini adalah batu bata dan batu karang. maklum bangunan ini dibangun di dekat selat malaka yang saat itu memang menjadi pusat perniagaan. jangan bayangkan benteng ini memanjang dari titik yang satu ke titik lain karena bangunan na kotak seperti lapangan. bahkan saat kami datang banyak anak menggunakan tempat di dalam na sebagai lapangan bermain sepak bola -lengkap dengan gawang-. sedangkan penduduk sekitar na menggunakan lokasi ini sebagai tempat melepaskan ternak mereka seperti kambing dan ayam. sungguh kotor, tai dimana-mana. belum lagi grafiti yang banyak dijumpai di dinding batu na. dan yang paling miris adalah spot di samping jalan masuk yang digunakan sebagai tempat pembuangan akhir, bau sampah banget.

padahal jika diperhatikan baik-baik ada menara utama dan ruang pengintip yang masih utuh -walo banyak coretan dan bau pesing-. ruang bawah tanah dan bunker na pun juga masih ada. sayang jika sebuah peninggalan hanya menjadi puing dan kehilangan fungsi sejarah na. pengelolaan dan campur tangan pemerintah seperti na perlu. mungkin juga pergerakkan warga lokal atau traveler yang membuat na jadi tempat "ngehits". biasa na klo udah gitu, walau terkesan pungutan liar tapi setidak na ada yang merawat dan memperhatikan.
sebagian benteng yang masih berwujud
memikirkan na saja sudah membuat lapar. mari cari makan. sebenar na kami sempat makan siang di rumah makan soup ikan taktakan. saking semangat makan na sampai lupa mengambil foto na -googling aja ya yang mo tau-. harga per mangkuk na lumayan mahal tapi bisa dimakan untuk 2-3 orang dengan pelengkap lain na. soup ikan na bening dengan rasa segar karena tomat hijau di dalam na. daging na juga tidak amis. sedangkan untuk buah tangan, makanan yang khas di sini adalah sate bandeng. ikan bandeng na dibungkus tempelan semacam adaonan otak-otak kemudian dibakar. ikan semua ya, karena dekat laut kali -masa bodo'-. ada 2 pilihan rasa, original dan pedas yang dijual dengan harga 35 rb.
sate bandeng

ada kudapan lain yang juga menggiurkan untuk dicoba. tapi karena letak na lebih mengarah ke pandeglang dan jauh dari lokasi benteng maka kami melewatkan na, durian jatohan. kata na durian di sini dijamin manis karena bukan dipetik tapi nunggu jatoh, maka na dijamin durian tua. klo ga manis boleh langsung ditukar ke penjual na. okay, masuk list kuliner selanjut na. memang harus berkunjung ke banten lagi seperti na. demi durian :D  -***-
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment