nasi kandar ayam merah ipoh
nasi ganja, mendengar namanya sudah bikin penasaran. apakah benar di dalamnya ditambahkan daun ganja? apakah setelah memakannya akan membuat kecanduan? ternyata tidak demikian. saat aku menyebutkannya di ipoh, orang-orang langsung mengarahkan ke kedai nasi kandar ayam merah ipoh. disebut nasi ganja, karena rasanya membuat orang ingin terus-terusan makan.sedikit kecewa tidak bisa mencicip ganja #lho.
keramaian kedai nasi kandar walo bukan saatnya makan siang, jangan mengharapkan meja kosong dan berbaurlah dengan konsumen lain
sebenarnya apa itu nasi ganja atau nasi kandar? pada prinsipnya adalah nasi campur, mirip nasi padang sumatra atau nasi rames di jawa. nasi, lauk dan side dish lain, disajikan jadi satu disiram kuah bumbu. beruntung aku tidak datang pada saat makan siang karena akan ada antrian panjang. namun bahkan di luar waktu itu pun, kedai ini sangat ramai, susah mendapatkan bangku kosong kecuali share table dengan pengunjung lain.
ayam merah merupakan menu dominan di sini walaupun ada menu lain juga
berdasarkan nama serta rekomendasi pengunjung, aku pun memesan nasi ayam merah. kesalahanku adalah tidak menyebutkan bagian ayam yang diinginkan. jadi datang random sesuai stock yang ada. selain menu ayam ada juga daging cincang, kambing, ikan, sotong dan udang. biasakan memesan minuman sebelum makanan datang. karena makanan dapat dibayar di belakang sedangkan minuman harus dibayar saat disajikan. ga mau kan terganggu dengan pembayaran jika minuman datang saat asik makan.
nasi kandar ayam merah
ini sempat membuatku bingung karena dalam satu kedai terdapat pengelola yang berbeda. pengelola bisnis minuman dan pengelola bisnis makanan. ntah mengapa pengelola minumannya lebih ga nyantai, padahal yang lebih terkenal adalah menu makanannya. ini salah satu point yang membuatku tidak nyaman.
minuman yang datang dan minta dibayar saat itu juga ditengeh-tengah acara makan, untung tetep bisa mengunyah sisa makanan yang masih ada, sampai ludes
kembali ke nasi kandar ayam merah. secara tampilan tidak menggugah. acak-acakan dan tidak estetik. tapi yang butuh makan itu perut, bukan mata, jadi mari kita coba. rasanya light, tidak sepedas yang aku banyangkan. sebagai sesama negara asia, tidak ada yang mengejutkan dengan bumbu rempahnya, bahkan yang dibilang bumbu kari pun nyaris ringan sekali. sekilas tampilan bumbunya mirip bumbu rendang. tapi rasanya tidak sekaya rasa rendang.

dengan harga seporsi ayam merah RM 5, dimakan lewat jam makan siang. menurutku ini sebanding antara harga dan rasa. mungkin karena aku sudah terlewat lapar, ludes juga sepiring nasi dengan porsi yang cukup besar. jadi apakah membuat ketagihan? untukku, kalau ada menu dan pilihan lain, mengapa kita tidak mencoba yang lain. mari melanjutkan perjalanan.
NewerStories OlderStories Home