makan dan jalan-jalan is my passion. apalagi jalan-jalan sambil kulineran. setelah sebelumnya mencoba gyori gimbap, sebagai makan malam kami memutuskan untuk mencoba makanan mahal -versi kami-. full set menu di dosol maeul.
dosol maeul berada di seberang cheonmanchong. rumah makan ini langsung menghadap tembok pembatas cheonmanchong. nuansa tradisional yang ada di kawasan ini semakin diperkuat dengan hanok dan menu makanannya. menu yang disajikan adalah menu tradisonal korea dan disantap di dalam hanok. suasana kekeluargaan sangat terasa di dalamnya.
kau dapat langsung memesan makanan begitu memasuki rumah makan pada kasir yang berada tepat setelah pintu masuk. atau melihat-lihat menu terlebih dahulu di dalam hanok. walaupun bergaya dan menyajikan menu tradisional, penyajian makanan mereka tidaklah lambat. bahkan tergolong cepat.
memang tidak semua makanannya panas. mungkin untuk mempertahankan flow pengunjung sehingga pengunjung berikutnya tidak menunggu lama dan tidak ada antrian panjang. atau mungkin juga sebagian besar pengunjung di rumah makan ini adalah wisatawan. sehingga kebanyakan dari mereka memesan menu andalan atau penasaran dengan menu tradisional korea seperti kami.
menu yang kami pesan adalah 수리산 정식 dengan harga ₩ 10.000 per orang. ini adalah full set menu pertama paling lengkap yang pernah kami jumpai di korea. saat pertama kali datang yang menjadi pertanyaan apakah kami sanggup menghabiskan semuanya?
수리산 정식 untuk 2 orang terdiri dari main dish berupa ikan semacam sarden dan ayam mirip dengan semur. belum lagi korean pancake dan semacam lumpia basah. serta berapa side dish dari yang baru pertama kumakan sampai yang rasanya familiar, mirip intip goreng yang disiram dengan saos asam manis.
pada dasarnya nyaris semua makanan korea di sini cocok dengan lidah indonesia. rasa makanannya akan mudah kau kenali karena serupa dengan makanan indonesia. yang berbeda hanyalah porsi makanannya yang cukup heboh untuk kami berdua. belum lagi gyori gimbab yang belum sepenuhnya tercerna.
walaupun pada akhirnya kami mampu menghabiskan semuanya, tetapi waktu yang kami butuhkan tidak sebanding dengan waktu yang digunakan oleh orang-orang korea untuk makan. terbukti dengan meja sebelah yang sudah berganti beberapa kali, sedangkan kami masih berjuang menghabiskan porsi makan kami masing-masing. sepertinya langkah yang diambil rumah makan ini untuk meminimalkan antrian pengunjung akan gagal jika sebagian besar pelanggan adalah orang-orang seperti kami -lol-.
***
next:
0 comments:
Post a Comment