refleksi gunung fuji
pernah mendengar istilah sahabat pena? jika kau generasi 90an pasti pernah mendengar atau bahkan punya sahabat seperti ini. orang yang jarang kau jumpai tapi sering bertukar kabar melalui surat atau kartu pos.

kebiasaan menulis kartu pos ini ternyata tidak juga pudar setelah aku dewasa. menerima kiriman kartu pos dari tempat asing yang belum kau kunjungi ternyata menyenangkan. membujuk seorang rekan kerja yang punya kebiasaan wisata keluarga dengan destinasi yang cukup jauh, akhirnya mengubah kami menjadi sahabat pena. saling mengirim berita dari mana pun kami berkunjung.
one day i'll be there
ini memang kartu pos pertama yang ku terima dari cita, rekan kantor yang akhirnya menjadi sabahat pena. posting-an ini juga sengaja ku buat karena mungkin kami tidak akan berjumpa lagi di kantor. tapi kartu pos-kartu pos ini akan tetap menjadi penghubung kami. thanks cit. -***-
menuju bukit st. paul
travel date: 18 january 2014

"starry nights, city lights coming down over me
 skyscrapers and stargazers in my head
 are we we are, are we we are the waiting unknown
 this dirty town was burning down in my dreams"

#are we the waiting-green day

ada yang suka melihat kota dari ketinggian? lokasi ini wajib dikunjungi jika kau memang penyuka pemandangan seperti itu. tapi aku menyarankan untuk mengunjunginya di siang hari, karena agak creepy di malam hari. minusnya, aku tidak bisa menikmati suasana lampu kota. tapi pemandangan dari bukit st. paul memang lebih ke arah laut dibanding ke kota melaka.
crave stone
how to get there:
- dari stadthuys jalan kaki sedikit menjauh dari red square
- di sebelah kiri ada gerbang masuk untuk mulai menandai bukit st. paul

bukit st. paul awalnya bernama malacca hill sebelum berganti nama menjadi mary's hill pada saat portugis menduduki melaka. portugis membangun lokasi ini sebagai perlindungan kota melaka dari serangan belanda. sebagai perlindungan awal dibangun benteng a famosa yang menghadap ke sungai. sekarang benteng ini hampir musnah akibat serangan belanda selama 7 bulan pada masa itu dan yang tersisa tinggal sebuah gereja yang berada pada posisi lebih tinggi.
pemandangan di dalam dan luar reruntuhan gereja
jangan bayangkan bukit st. paul seperti bukit kebanyakan. untuk mencapai puncaknya, kita cukup melewati tangga landai yang tidak begitu panjang. tidak akan terasa melelahkan karena rute pendek serta pemandangan hijau yang ada disekitarnya. warna rumput hijau kontras dengan jalur merah tangga yang menuju ke atas. suasana ini sangat menyenangkan untuk jalan-jalan sore mengingat hawa tepi pantai dengan angin sepoi-sepoi. kita bisa berpasasan dengan lansia maupun anak-anak yang hiking dan bermain riang sepanjang rute tangga.

puncak bukit menjadi destinasi utama selain karena akhir perjalanan tapi juga karena adanya sebuah bangunan bekas gereja. reruntuhan gereja ini awalnya merupakan bangunan gereja portugis sebelum dibangun gereja baru dengan pengaruh belanda di red squre. walaupun merupakan reruntuhan, tapi gereja ini tidak kehilangan sejarah dan kemegahannya. sayangnya, dengan nilai sejarah yang kental bagunan ini dapat dibilang kurang terawat, sampai tangan patung santo fransiskus xaverius yang di depan gereja dibiarkan patah.
bersama patung st. fransiskus xaverius yang sudah buntung
santo fransiskus xaverius adalah misionaris yang menyebarkan agama katolik di asia. tiba di melaka sebelum bertolak ke makasar untuk karya misionarisnya. kembali lagi ke melaka sebelum melanjutkan perjalanan ke jepang dalam karya yang sama. santo fransiskus xaverius dikenal sebagai salah satu pendiri serikat yesus terutama di asia. mungkin karena itu didirikan patungnya di depan gereja.  

di bagian dalam, sudah tidak tersisa interior gereja, justru mirip dengan makam karena banyak ditemukan nisan-nisan kuno. umur batu nisan bahkan ada yang sejak tahun 1650. walaupun berfungsi sebagai nisan, batu-batu kuno ini memiliki daya tarik khusus karena desain yang menarik. desain dibuat personal sesuai orang yang bersemayam di dalamnya. salah satu yang menarik perhatianku adalah nisan yang menandakan makam sepasang kakak beradik yang meninggal karena penyakit endemik saat itu. mereka dimakamkan dalam satu nisan untuk tetap saling menjaga walau sudah tidak di dunia lagi. seakan mengingatkanku akan betapa eratnya hubungan darah.
nisan yang mengingatkan eratnya hubungan darah
eksteriornya menyisakan batu-batu penyusun dinding yang memberikan nuansa vintage dan mendukung pertunjukan seni dari seniman-seniman jalanan. di satu sisi, pertunjukan ini menarik pengunjung tapi di sisi lain pertunjukan membuatku tidak terlalu merasakan nuansa historikal yang ada di sini.
seniman di atas bukit
lokasi ini memang cocok untuk melihat melaka dari ketinggian dengan pemandangan yang luas. siapkan jaket, syal, atau apapun yang melindungimu dari angin kencang -windbreaker lebih baik-. sungguh, angin kencang di sini sempat membuat kami harus beberapa kali mencari perlindungan. mau merasakan kekuatan anginnya, coba saja datang langsung ke bukit st.paul.
-***-
related posts: 
previous: red square
bosscha observatory

"bintang-bintang di langit menyimpan sejuta misteri
 berkedip-kedip bermain mata
 seolah mengajak kita berkenalan lebih dekat"

#bintang bintang-sherina

aku salah satu korban film petualangan sherina -tahun 2000- bersama sadam. kalau ada yang mengetahui film ini juga, artinya kita satu angkatan :D. bermobil melewati hutan pinus, berlarian di kebun teh sampai mengintip bintang di observatorium bosscha. rasanya romantis dan sangat menantang saat malam-malam menyelinap ke obsertarorium untuk melihat bintang. lima belas tahun kemudian, terwujud juga sebuah mimpi masa kecil ini.

observatorium bosscha
how to get there: 
- naik primajasa (75rb) dari pool cililitan-bandung turun di terminal leuwi panjang
- naik angkot kuning leuwi panjang-kalapa (4rb), ada di dalam terminal setelah perhentian bus primajasa
- naik angkot ijo kalapa-ledeng (5rb) turun di seberang sebelum angkot masuk ke terminal
- dari seberang terminal ledeng naik l300 arah lembang (6rb), turun di gerbang bawah obsertatorium
- bisa dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik ojeg. buat yang tidak kuat jalan, sebaiknya gunakan jasa ojeg karena jarak ke dalam ternyata jauh

observatorium bosscha didirikan untuk memajukan ilmu astronomi di hindia belanda. dana yang besar dibutuhkan terutama untuk pengadaan teropong bintang. adalah seorang tuan tanah di perkebunan teh malabar bernama karel albert rudolf bosscha bersedia menjadi penyandang dana utama. sebagai penghargaan, namanya digunakan sebagai nama observatorium yang mulai dibangun sejak 1923 ini.
bagian luar observatorium
sekarang observatorium bosscha sudah menjadi bagian dari institut teknologi bandung setelah tahun 1951 diserahkan oleh belanda ke pemerintah indonesia. saat ini observatorium difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan astronomi di indonesia.

mengapa observatorium dibangun di lembang? untuk melakukan fungsinya sebagai tempat pengamatan benda-benda angkasa, lembang merupakan pilihan strategis karena terletak di dekat garis khatulistiwa. posisi ini sangat cocok untuk mengamati kedua belahan langit, utara dan selatan. 


selain itu kriteria ideal untuk pendirian observatorium adalah lokasi yang jauh dari pencahayaan dan ditempatkan pada puncak terisolasi, tersedia sarana jalan dan listrik serta tahan terhadap gempa bumi. saat ini observatorium dengan lokasi ideal adalah reque de los muchacos observatory of instituto de astrofisica de canarias yang berada di spanyol.  

untuk ketersediaan sarana jalan, listrik dan ketahanan tanah terhadap gempa bumi, 
teleskop zeis di observatorium bosscha
kawasan observatorium bosscha sudah memenuhi kriteria ini. sedangkan untuk lokasi yang jauh dari pencahayaan sepertinya kurang cocok dengan kondisi sekarang dengan mulai banyaknya pembangunan dan pemukiman di kawasan lembang. pemukiman ini menyebabkan polusi cahaya yang dapat mengganggu pengamatan. saat ini polusi cahaya masih bisa teredam dengan banyaknya pepohonan di kompleks observatorium, tapi ntah beberapa tahun ke depan.

sempat beredar isu pemindahan lokasi observatorium karena mulai adanya polusi cahaya tersebut tapi dibantah oleh pemandu kami saat itu. katanya sulit untuk memindahkan teropong bintang yang ada saat ini. untuk mengetahui informasi, simulasi dan keterangan lain tentang teropong bintang dan kegiatan pengamatan pengunjung dikenakan biaya 15 ribu pada kunjungan siang dan 20 ribu pada kunjungan malam. 
simulasi hasil pengamatan bintang
kunjungan lebih seru jika dilakukan malam hari karena kita dapat ikut mengamati bintang melalui teropong yang ada di sana. tapi jumlah pengunjung sangat dibatasi dan harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu. sedangkan pada kunjungan siang hari dengan quota yang lebih banyak, pengunjung cukup dijelaskan tentang teropong bintang yang terdiri dari teleskop zeis -diambil dari nama lensanya-, teleskop portable dan teleskop bamberg serta simulasi penggunaannya.

simulasi yang paling menarik adalah saat semua komponen alat di dalam ruangan observatorium bisa digerakkan. kemiringan dan arah teropong tentulah bisa digerakkan karena merupakan komponen vital. tidak hanya itu, arah dan bukaan kubah juga bisa diatur posisinya. dan yang paling tidak terpikirkan adalah ketinggian lantai pengamatan yang dapat disesuaikan dengan tinggi si peneropong, kerenkan.
foto pengamatan bintang
melihat simulasinya saja sudah cukup menarik, apalagi ikut peneropongan. ada yang sudah pernah mengamati bintang di kunjungan malam? boleh lho berbagi ceritanya.
-***-
related posts: 
- previous: tahu susu lembang
- next: -
NewerStories OlderStories Home