desa wisata penglipuran 
study tour, adalah kata yang tidak asing bagi kita. mungkin sebagian dari kalian ada yang pernah merasakan study tour ke bali. aku juga. tapi ntah mengapa saat itu tidak ada desa penglipuran dalam daftar kunjungan dari sekolah. padahal kunjungan ke desa wisata ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung tentang daya tarik destinasi wisata bali yang tidak diperoleh di sekolah.
warga desa penglipuran beraktivitas dengan pakaian adat
mengapa desa wisata penglipuran menarik untuk study tour? pertama, mempertahankan nilai budaya tradisional. dalam kehidupan sehari-hari warga bali menggunakan pakaian adat saat acara keagamaan. tetapi di sini, hampir semua warganya mengenakan pakaian adat dalam aktivitas keseharian. bahkan banyak ditemukan penyewaan maupun penjual pakaian adat di sepanjang jalan di desa. 
pura penataran yang terletak di utama mandala, bagian tertinggi dari seluruh wilayah desa penglipuran  
tata tertib masuk pura penataran, walau saat kami datang pura tertutup dan tidak dapat diakses pengunjung
kedua, mempertahankan bangunan asli peninggalan leluhur. tata ruang desa penglipuran masih sesuai dengan patokan adat turun temurun yang dibangun berdasarkan konsep tri mandala. terdapat tiga pembagian wilayah desa yaitu utama mandala yang menjadi tempat suci dimana terdapat pura yang  menjadi tempat ibadah dan menggambarkan letak para dewa. kuil desa merupakah tempat tertinggi dari keseluruhan wilayah desa.
antara pura penataran dan dapur adat, jalan ini terasa lebih bersih dibanding dengan jalan utama yang berada di tengah desa
setengah bagian bawah madya mandala, banguan sebelah kiri adalah balai banjar, tempat pertemuan adat diadakan
madya mandala di bagian tengah merupakan pemukiman penduduk. bagian ini menjadi primadona wisata bali dan paling sering dikunjungi atau muncul dalam foto-foto desa penglipuran. walaupun dipertahankan dalam bentuk aslinya, sudah banyak bangunan yang beralih fungsi sebagai toko souvenir, tempat penyewaan baju adat atau bahkan warung makan. tapi semuanya masih dikelola oleh warga asli desa penglipuran.
setengah bagian atas madya mandala, dilihat dari pura penataran
terakhir adalah nista madala sebagai zona khusus pemakaman penduduk. wilayah ini berada cukup jauh dari pemukiman penduduk. jika kau datang dari selatan, kau akan menemukan taman pahlawan sebelum desa wisata, nista mandala berada di selatan taman pahlawan tersebut.
bangunan terakhir sebelum mengarah ke nista madala yang juga disebut palemahan atau pemakaman penduduk. bangunan ini disebut karang memadu yang tidak dijelaskan apa fungsinya. informasi pada qr code yang ada di petunjuk pun tidak dapat diakses
ketiga, mempertahankan keseimbangan antara manusia dengan alam. desa penglipuran dikelilingi hutan bambu. tidak hanya sebagai pagar desa, hutan bambu juga menjadi kawasan resapan air. selain itu tanaman bambu digunakan dalam pembuatan berbagai perlengkapan upacara adat sehingga kelestariannya harus dijaga. perlindungan inilah yang mempertahankan kawasan hijau desa.
hutan bambu, memang tampak kecil tapi ternyata memanjang ke belakang sampai mengelilingi setengah desa di sebelah barat
apakah kami merasakan pengalaman study tour di sini? dengan tidak adanya guide atau panduan khusus yang menjelaskan makna atau fungsi bangunan maupun sejarahnya, hanya papan petunjuk nama, kami lebih merasa sebagai turis. pengungung yang ingin melihat-lihat karena penasaran pada predikat desa terbersih sedunia yang disematkan di belakang namanya.
dari point of view ini pemukiman yang dibangun berbanjar sepanjang jalan utama terlihat bersih, semakin ke belakang semakin rendah 
aku tidak tahu terbersih sedunia versi apa, karena tidak ada bukti yang menjelaskan predikat tersebut di lokasi maupun sepulangnya. bukan bermaksud menyangsikan, tetapi jika kau pernah mengunjungi desa wisata lain, maka kau akan berpikir apakah predikat tersebut sesuai dengan kenyataan? banyak desa wisata lain yang lebih bersih dari ini.
typo dikit tapi paham kan maksudnya, selama harganya jelas dimengerti
tiket masuk desa wisata penglipuran dan kami tidak dikenakan biaya parkir, mungkin susah cari kembalian
dengan tiket masuk seharga 25k untuk dewasa dan 15k untuk anak-anak, serta 5k untuk mobil dan 2k untuk motor, desa penglipuran digagas sebagai desa wisata masa kini. datang, foto, pulang. bentuk bangunan yang berderet di kedua sisi jalan desa sedikit membuat susah untuk merasakan bangunan adat itu sendiri. apalagi karena setiap bangunan telah berubah dari fungsi aslinya sebagai penunjang wisata. penduduk asli desa tinggal di belakang bangunan utama dan sudah berupa rumah modern.
ratu pingit, selain karang memadu, ini adalah bangunan lain dengan penamaan tetapi tidak lengkap dengan penjelasan fungsi dan latar belakang dari bangunan ini
bangunan lain yang menarik perhatian karena terbuat dari batu baru, berbeda mencolok dengan batuan di sekitar yang berlumut 
secara umum bangunan yang ada di sini dibedakan menjadi pura dan pemukiman penduduk. untuk yang tidak beribadah tentu tidak bisa mengakses pura. sedangkan nyaris semua rumah penduduk sudah beralih fungsinya. jadi yang dapat dinikmati adalah berfoto di jalan desa dengan latar belakang kuil maupun pemukiman. tidak banyak waktu diperlukan untuk kunjungan seperti ini, tidak sebanding dengan waktu perjalanan yang digunakan dari denpasar ke sini pergi-pulang.
setiap rumah warga dtandai dengan pintu masuk semacam gapura kecil dan nomor pada tiang pintunya. walau fungsinya telah berubah tapi bentuk bangunan asli tetap dipertahankan
tapi dengan predikat yang -sekali lagi- disematkan di belakangnya, pantas saja desa ini menjadi primadona wisata bali. selain pura dan pantai-pantai tentunya. cocok untuk study tour karena dapat menampung pengunjung dalam jumlah besar dan ada nilai pembelajaran jika didampingi oleh guru atau pemandu. sedangkan jika kau adalah turis yang hanya penasaran, coba dipikirkan ulang. 
datang, foto, pulang
***
previous
next:
jeonju hanok village
'aku sudah pernah ke bukchon hanok village, apakah worthed berkunjung ke jeonju hanok village?'
jeonju hanok village sign, jalan naik untuk mendapatkan pemandangan seperti foto pertama, jalan turun untuk mencapai hanok village
jalan-jalan tenang di jeonju hanok village, pertokoan yang berdampingan dengan penginapan
for me, yes. walaupun sama-sama berlabel hanok village tetapi banyak pengalaman berbeda yang bisa kau rasakan di jeonju hanok village. apa saja hal menarik di jeonju hanok village selain berkeliling desa hanok dengan hanbok?
aslik, ramah banget turis banget, ada spot-spot informasi yang bisa ditemukan di sekitar village
my favorite place to enjoying view of jeonju, walau tampak tinggi tapi trek ke sini alus pisan
pertama, desa wisata yang ramah pengunjung. jeonju hanok village digarap sebagai salah satu daya tarik wisata jeonju. berbeda dengan bukchon hanok village yang harus tenang, kau dapat merasakan keceriaan di sini. semua kegembiraan pengunjung dapat diekspresikan maksimal tanpa penjaga yang mengingatkan pengunjung untuk keep quite.
setiap daerah memiliki makgeoli khas, sayang perutku tak mampu menampung semua varian yang ada
bibimbab hanok di bagian tengah kalau siang antri panjang, lucky kami bisa melihat-lihat bebas tanpa antri
hanok di jeonju juga banyak yang beralih fungsi sebagai pendukung wisata, bukan lagi hunian pribadi. ada yang berubah menjadi kios souvenir, cafe, rumah makan, bahkan penginapan. semuanya untuk membuat pengunjung nyaman. menurutku, kata 'village' yang disematkan di sini sungguh sepadan dengan area yang dapat kita jelajahi, luas.
jalan di hanok village dibedakan antara jalan protokol dan pejalan kaki. jalan dari bebatuan ini ramah perjalan kaki karena kendaraan tidak melaju kencang. di jalan-jalan seperti ini biasa ditemukan deretan rumah makan, cafe atau toko souvenir
ruas jalan dengan rumah makan yang buka sampai petang, cek jadwal buka sebelum masuk karena tidak banyak yang beroperasi sampai larut malam
kedua, sejarah berdampingan dengan masa kini. tidak hanya bangunan tradisional yang dipertahankan di sini tetapi juga sejarah joseon. gyeonggijeon, bangunan yang menyimpan lukisan raja taejo, membuat jeonju hanok village lebih terasa otentikgyenggijeon juga sering menjadi titik kumpul bahkan atraksi utama yang menarik pengunjung. 
gyeonggijeon
jeondong cathedral terlihat dari gyeonggijeon
bukan hanya sejarah saja, toleransi pun berdampingan dengan tenang di sini. gyeonggijeon yang bernuansa buddha, berseberangan dengan jeondong cathedral. pemandangan menarik akulturasi budaya dan kepercayaansedikit tips kunjungan ke gyeonggijeon adalah datang di sore hari. kau akan menemukan tempat ini jauh lebih sepi dibanding siang hari.
jeondong cathedral
hankook-jib
ketiga, pusat kuliner yang banyak pilihan. jeonju jeonju diakui oleh unesco sebagai kota gastronomi dan berkembang menjadi ibu kota makanan korea. rumah makan bersejarah maupun kebanggaan jeonju banyak berada di sini. mulai dari hankook-jib yang masuk dalam micheline guide sampai pungnyeon bakery yang merupakan cikal bakal choco piecamilan khas korea yang sudah mendunia.
full set bibimbab at hankook-jib
pungnyeon bakery choco pie
keempat, tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan. tidak seperti desa wisata lain yang hanya datang dan pulang, di sini banyak rumah tradisional yang beralih fungsi menjadi penginapan dan dikelola oleh penduduk asli. kami tidak melewatkan kesempatan untuk tinggal di hanok walau hanya semalam. merasakan suasana hanok village bukan hanya di saat siang tetapi juga petang yang sepi oleh pengunjung. another tips: banyak tempat makan tidak beroperasi sampai malam, jadi gunakan waktu semaksimal mungkin di siang hari untuk kuliner. sedangkan malam hari kami bertahan dengan sajian hangat dari convenience store.
penginapan kami di jeonju, mereka tergabung dalam semacam asosiasi hanok stay, kumpulan rumah-rumah tradisional yang digunakan sebagai penginapan
kamar di hanok stay mungil tapi fasilitasnya lengkap dan great hospitality, ada welcome snack dan free drink di pantry
masih merasa ragu ke jeonju hanok village? bonus lain, beragam spot wisata dapat dapat diakses dengan jalan kaki dari sini. ada lagi yang mau nambahin?
NewerStories OlderStories Home