keliling di desa tradisional gyochon jangan lupa mencoba gyori gimbab

icon gyochon traditional village yang sering muncul pada buku panduan wisata
apa reaksimu jika melihat karakter lucu di brosur panduan wisata kota yang kau kunjungi? yes, sebagai orang yang random impulsive aku langsung memasukkan tempat ini untuk dikunjungi. sekali lagi, kami tidak menyusun itin pasti dalam menjelajah gyeongju -kecuali bulguksa dan donggung palace yang menjadi incaran rista-. hanya melangkah kemana mata membawamu.
karakter-karakter di spot masuk gyochon traditional village
karakter anak-anak ini ternyata menjadi semacam spot khusus gyochon traditional village. di-install di akses masuk, keceriaan mereka menjadi gambaran kecerian pengunjung yang ada di tempat ini. berbeda dengan bukchon hanok village yang merupakan hunian warga, desa tradisional gyochon sudah dikonsep sebagai desa wisata. jadi kau bebas berekspresi tanpa takut mengganggu atau ditergur penghuni. obrolan renyah atau tawa girang tidak dilarang. karena semua orang yang ada di sini memiliki hati yang riang.
gyochon traditional village
desa tradisional gyochon berada satu kawasan dengan cheomseongdae. kau hanya perlu berjalan keluar komplek king naemul tomb ke bagian belakang dan akan menemukan bagian belakang desa tradisional. sebelum membaur dengan suasana riang di sini, cobalah mengisi tenagamu untuk keriangan hari ini dengan gyori gimbab, salah satu makanan yang juga terkenal di gyeongju.
jelajah awal gyochon traditional village mencari gyori gimbab, perut kosong tapi mata kenyang dengan pemandangan desa tradisional
sampai masuk ke gang-gang sempit. siapa sangka tempat terkenal ini lokasinya cukup masuk ke dalam. salah satu icon gyeongju, mahkota emas, dapat kau lihat di fasilitas-fasilitas umum seperti ini 
mengapa gyori gimbab sangat diburu? karena dia pernah ditayangkan dalam banyak variety show. ternyata tolak ukur 'enak' di korea adalah berhasil masuk ke acara tv. kau harus berada di antrian mengular untuk mendapatkan 1 porsi gyori gimbab. setiap pembeli juga hanya diperbolehkan membeli maksimal 2 porsi gimbab. so ga ada tu yang namanya nitip-nitip.
para pemburu gyori gimbab. mayoritas sepertinya pendatang yang baru pertama mencoba dan penasaran dengan gyori gimbab.
taman dan gazebo, fasilitas umum lokasi piknik makan siang kami 
take away aja ngantri, apalagi dine in. dan karena kurangnya koordinasi, aku dan rista masing-masing membeli gimbab seharga 
₩ 8.000 ini. dengan panjangnya antrian dan suasana desa tradisional yang riang membuat kami sedikit kebingungan mencari lokasi makan. beruntung di deretan belakang komplek king naemul tomb terdapat taman dan gazebo cantik untuk kami piknik makan siang sejenak.
gyori gimbab ₩ 8.000: nasinya tipis, full isian dan kaya telur. porsi kenyang untuk makan siang. jika kau jasih ingin beraktifitas sebaiknya makan setengah porsi saja. kami berdua makan satu porsi berisi 2 gimbab dan sangat kekenyangan
piknik kelar, perut kenyang, saatnya menjelajah desa tradisional
di taman ini juga terdapat banguan atau perkakas masa lalu. ntah ini memang peninggalan, atau dibuat khusus untuk menunjang suasana tradisional di kawasan ini. desa tradisional gyochon sendiri sebenarnya bukan kawasan pemukiman penduduk. kawasan ini merupakan bekas kediaman keluarga choe yang terkenal di gyeongju.
ntah ini sebenarnya berfungsi untuk apa. jika cheomseongdae saja sekilas seperti cerobong, kira-kira apa fungsi peninggalan serupa tungku pembakaran ini.   
keluarga choe menjadi keluarga terkaya di joseon selama 300 tahun. sebagai keluarga ternama, mereka bertahan tanpa melalui kritik dan perselisihan dengan orang-orang sekitar. salah satu alasannya karena mereka selalu berbagi dengan orang yang kurang beruntung
kediaman keluarga choe
walaupun temasuk dalam kelas atas, keluarga choe sengaja mengambil jarak dengan kekuasaan. mereka menyadari kekuatan ekomoni mereka tanpa mencari kekuasaan. sebagai tuan tanah, mereka melarang membeli tanah pada saat musim panen supaya tidak menekan petani kecil. dan menerapkan harga sewa tanah yang lebih rendah dibanding tuan tanah yang lain.
rumah kelahiran penerus keluarga choe yang sekarang difungsikan sebagai cafe. bangunan-bangunan lain juga sudah beralih fungsi untuk kepentingan wisata
maksud hati pengen punya foto di tengah-tengah desa, yang tampak justru foto di depan rumah orang :D
keluarga ini juga memiliki motto 'jangan sampai ada orang kelaparan sampai mati pada radius 40 km'. bahkan pada saat paceklik mereka menyediakan panci besar untuk memberi makan mereka yang kelaparan. kebiasaan ini diteruskan generasi selanjutnya sampai 200 tahun kemudian.
hanbok experience: you are the apple of my eye
dan sekarang, 300 tahun kemudian, masih saja tersisa keriangan di kawasan ini. bukan lagi mereka yang lapar mencari makan, tetapi mereka yang mencari kesenangan. pengunjung desa tradisional gyochon tidak hanya disajikan bekas kediaman keluarga choe dan rumah-rumah tradisional. kau juga dapat mencoba berbagai aktivitas seperti hanbok experience, membuat kue beras, kerajinan perca, kerajian keramik atau menikmati pertunjukan di gyochon gugak performance hall.
membuat kue beras di desa tradisional gyochon 
gyochon gugak performance hall, walau ga banyak tapi tetap ada penonton sesuai dengan pertujukan yang ada 
jika kau beruntung dan berlebih budget, coba juga minuman fermentasi khas gyeongju, gyodong beopju. kebetulan lokasi fermentasinya ada di desa tradisional gyochon. hanya saja kami datang bukan pada jam buka pabrik sehingga tidak sempat masuk dan melihat bagian dalamnya. gyodong beopju asli hanya dijual di sini, di pabrik aslinya.
pabrik gyodong beopju
gyodong beopju merupakan minuman fermentasi yang dibuat oleh keluarga choe dan masih diteruskan sampai sekarang. keluarga ini berhasil mengembangkan metode 'rahasia' untuk memproduksi minuman fermentasi dalam jumlah besar. pembuatan gyodong beopju secara tradisional tanpa alat modern dan bahan kimia menjadikan metode pembuatannya diakui sebagai 'kekayaan intelektual' nasional. jadi wajar jika harganya jauh di atas soju, apalagi maekju. karena selain aroma yang halus dan warnanya yang keemasan, kau juga membayar untuk nilai budaya dari minuman ini. 
jembatan weoljeong
gerbang jembatan weoljeong
di sebelah tenggara desa tradisional gyochon terdapat peninggalan kerajaan silla yang lain yaitu jembatan weoljeong, jembatan yang dilintasi biksu wonhyo saat membawa putri yoseok. seperti peninggalan silla yang lain, jembatan ini juga memiliki pesona khusus dalam arsitekturnya. bagaimana caranya membuat jembatan kayu sepanjang 70 meter beratap genteng yang mampu menopang berat ratusan ton?
di atas jembatan weoljeong
jembatan yang ada saat ini merupakan hasil pemugaran dan dibuka untuk umum sejak 2014. di kedua ujung jembatan terdabat gerbang dengan lantai atas yang masih tertutup untuk umum. namun apakah kau masih penasaran dengan bagian atas jika di dalam jembatan ini saja sudah semenarik ini?
kawasan tepi sungai di sekitar jembatan weoljeong dipugar dengan desain yang enak untuk nongkrong sore hari. siang hari gini panas! tapi tetep asik dengan semilir angin  
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment