belut goreng dan teman-teman na
location: jl ir h juanda, bandung -sebelah borma-

jangan pernah menolak mencoba rekomendasi orang lokal. inilah jadi na :D

rhe udah makan nasi timbel sebelum ke rumah makan dendeng batotok di jalan dago. tujuan ke sini pun sebenar na bukan untuk makan tapi karena cus janjian ma temen na di sini. sungguh ga ada keinginan makan awal na. tapi cus yang orang minang -dan udah makan nasi timbel juga- tetep memesan dendeng batotok membuat rhe sedikit penasaran. seenak itukah menu di sini sampai membuat orang yang baru makan mo makan berat lagi?

kenyang nasi timbel tetap membuat rhe malas memesan. tapi pas temen cus satu per satu datang -lagi-lagi orang minang- yang muka na langsung berbinar memesan dendeng batotok, rasa na makanan ini memang wajib dicoba. tahan ya perut, pasti masih ada tempat untuk sepiring nasi lagi.

ga terlalu tertarik memesan dendeng karena ukuran na yang mungil, akhir na rhe memesan belut goreng (30 rb). harga na sebanding dengan apa yang di sajikan. sepaket belut goreng disajikan dengan seporsi nasi, sup, sambal dan lalapan. kalo dendeng batotok disiram sambal ijo, belut goreng disiram dengan sambal merah. dan ternyata rasa na enak. sama enak na ma dendeng batotok -nyobain cus punya-. 

ini enak dalam artian sebenar na cz rhe makan bukan dalam keadaan lapar, masih kenyang bahkan, tapi bisa menikmati makanan ini. bearti rasa na emang ga main-main. ga sempet ngefotoin menu dendeng na karena under estimate terhadap makanan ini awal na. agak nyesel juga ga segera sadar tentang rasa masakan di sini. padahal clue na jelas, banyak orang minang -mayoritas sekeluarga- makan di sini. jadi soal rasa pasti mendekati atau bahkan mirip dengan rasa asli dari padang sana. kata na pemilik rumah makan ini mempertahankan rasa sali dari payakumbuh.

apa yang membuat rhe bilang masakan ini istimewa? selain dari penyajian na yang lengkap dengan sup sambal dan lalapan masing-masing punya kelebihan. belut na digoreng dengan minyak kelapa sampai duri na kering sehingga aman dimakan, ga nusuk-nusuk. disiram sambal merah yang juga digoreng dengan minyak kelapa. ditambah lagi sepiring sambal yang lagi-lagi digoreng dengan minyak kelapa plus lalapan yang ga pelit, sepiring komplit terdiri dari labu, selada dan buncis yang digoreng dengan minyak kelapa.

kunci na seperti na adalah minyak kelapa yang digunakan. ga seperti rumah makan kebanyakan yang menggunakan minyak sawit olahan untuk menggoreng makanan mereka, di sini digunakan minyak kepala yang masih memiliki aroma khas kelapa di dalam na. jadi walao bukan dimasak dengan santan tapi aroma kelapa itu muncul dari semua sajian.

penasaran? silahkan dicoba. rhe jelas ga ada hubungan dengan pemilik rumah makan n ga ada kepentingan promosi, sungguh makanan di sini enak -dalam artian sesuai dengan lidah rhe-. jangan under estimate dengan rumah makan yang seperti na sempit dari depan cz tempat ini ternyata melebar di bagian belakang na. banyak kursi kosong yang siap menampung perut-perut kelaparan atau penasaran dan dijamin pengunjung puas saat meninggalkan na :)
-***-
related posts: 
- previous: dusun bambu
- next: kopi ireng
embun mandala wangi
"i'll be there for you
 when the rain start to pour
 i'll be there for you 
 like i've been there before
 i'll be there for you 
 'cause you're there for me too"

#i'll be there for you-the rembardts

tiga tahun lalu kami berkenalan di gunung gede. 3 tahun kemudian -sekarang- kami kembali melakukan pendakian ke sebelah na, gunung pangrango. semacam hutang yang belum lunas atau sebuah alasan untuk reunian. pilihan mana pun, itulah yang ngebuat rhe langsung ngeiyain pas diajakin naik minggu itu juga -padahal terakhir nanjak sekitar 6 bulan yang lalu-. beda na kalo waktu itu rhe kenalan dengan 4 orang dari bandung, sekarang cuma 2 orang yang reunian. sedangkan 2 lain na adalah kenalan baru. team: acep, awi, jun n igus.
3 years ago
bukan bermaksud meremehkan gunung, tapi karena udah pernah ngelewatin track na maka ga sempet latihan fisik -ya iya lah, diajakin minggu itu untuk naik minggu itu juga-. ngerasa pernah, kami pun membuat target waktu yang seperti na cukup optimis untuk langsung sampai puncak. alhasil.... let's we see ;)


how to get there:
- yang unik dari perjalanan kali ini adalah kami menyewa ambulance (200 rb) dari jakarta ke cibodas. kalo biasa na isi ambulance adalah pasien, kali ini isi na adalah manusia sehat dengan carrier masing-masing. karena langsung dianter sampai parkiran cibodas jangan tanya akses angkutan umum -ga ngebantu yaks :D-
- untuk akses dengan angkutan umum dari kampung rambutan ada di perjalanan ke gunung gede
kru ambulance
kru di dalam ambulance terdiri dari 4 orang -minus awi yang nyusul naik motor dari depok-. kami sampai sabtu dini hari n nunggu awi seperti biasa di warung kang idi. start tracking jam 8 pagi dengan sedikit insiden, ternyata tracking na wajib pake sepatu -baru tau-. trus rhe ketangkep dunk cz cuma pake sandal gunung, hiks -padahal ga semua yang pake sepatu itu adalah sepatu yang aman dipake tracking ke gunung, masih mendingan sandal gunung-. 

untung ga disuruh pulang cuma disuruh bayar biaya materai 10 ribu. apa maksud na ini? kalo ada audit pasti udah jadi temuan, ada peraturan yang disiapkan untuk terjadi na pelanggaran. bukan na dilarang naik tapi disuruh bayar materai untuk surat pernyataan. harga na pun di-mark up dengan alasan beli na harus di cibodas. ga tau deh akhir na tu duit beneran buat beli materai atau masuk ke kantong penjaga na. nyebelin! btw, rhe salah juga sih udah ngelanggar aturan na -jangan dicontoh-.
refresh
rencana awal jam 12 makan siang di kandang badak lanjut jam 1 jalan ke puncak trus ngecamp di mandala wangi. harus na bisa cz kami ga terlalu banyak berhenti untuk mengeksplor destinasi wisata sepanjang jalur pendakian karena udah puas lewat jalur cibodas saat ke gunung gede. skip telaga bodas, skip air terjun cibodas dan kami hanya sempat menyegarkan diri di air terjun kecil yang berada persis di sebelah kanan jalur pendakian, 1 pos setelah air terjun cibodas.

gerimis udah jadi hujan saat itu. jalanan yang ramai pendaki dan runner -kebetulan barengan event running- akhir na membuat kami mulai terpisah satu per satu pas istirahat pasang ponco di jalan -maklum track na sekarang ga hutan banget, lebih halus dengan susunan dan tangga-. mengira awi n jun di depan sementara acep n igus di belakang, rhe berusaha naikin speed biar bisa ketemu salah satu orang di depan. tapi setelah jalan lama sama sekali ga nemu. nyaris nyerah bukan karena capek tapi karena hujan deras, mo nanya lanjut jalan or buka bivak?

lewat beberapa pos sendirian sampai sebelum air panas ada yang buka tenda trus numpang neduh ;). ingat kesepakatan awal mepo selanjut na kalo terpisah adalah air panas maka rhe memaksa tetap jalan sampai pos air panas. kami memang memiliki speed yang berbeda sehingga terbiasa jalan terpisah sesuai speed masing-masing. tapi ini pisah na udah kelewatan, hua...
rendezvous!
ternyata sebelum lewat air panas ketemu awi yang nginfoin kalo jun ternyata di belakang rhe -kapan dia ngilang ke belakang na?-. senang bisa ketemu orang setelah jalan ujan-ujan sendirian. nunggu yang lain di pos air panas sampai anggota kembali lengkap n tracking dilanjutkan. saat naik ke atas kembali kejadian pisah jalan, kali ini rhe urutan kedua dari belakang -bangga-. kebetulan jalanan dari kandang watu ke kandang badak memang enak dinikmati sendirian. ditambah kabut dan hujan yang membuat nuansa mistis na makin berasa, syahdu. ntah kenapa seneng aja dengan suasana beginian, cocok untuk ngomong ma diri sendiri. bahasa psikologi na: mengintrospeksi diri >.<.

belum lama mengintrospeksi diri udah nyampe aja di kandang badak, lokasi yang harus na menjadi persinggahan kami untuk makan siang. jun n igus udah nongkrong anget di warung sementara ujan makin deres. langsung nyari awi yang sampai duluan n udah nandain tempat untuk ngebivak. karena flysheet dibawa acep jadi harus nunggu ni anak. ga lama ditunggu ni anak na muncul. cepet-cepet pasang flysheet trus masak mie rebus. ngangetin badan desek-desekan bertiga sementara ujan berubah jadi badai. rencana awal untuk langsung muncak seperti na harus ditunda sampai badai reda. sampai jam 3 sore keadaan masih ga berubah dan kami pun memutuskan untuk buka tenda di kandang badak dan melanjutkan perjalanan subuh nanti.

malam perlahan menjelang saat semua pakaian dan bawaan sudah mulai basah. bukan na makin reda tapi angin makin menderu saat malam semakin larut. ditambah tenda berada di jalur air, lengkap sudah: dingin dan basah.
view dari puncak sesaat setelah fajar
ga kebayang ngecamp di mandala wangi dengan kondisi angin kencang tanpa pohon tinggi, berasa mo terbang pasti tu tenda. sebuah keputusan bijak ketika kami ga memaksakan diri untuk tetap tracking malam dan ngecamp di mandala wangi. kita cuma bisa berencana sedangkan alamlah yang memandang kita sambil menguji atau menertawakan na.

subuh kami melanjutkan perjalanan mengejar sunrise ke puncak pangrango. tapi karena banyak na pepohonan dan kondisi sehabis hujan, kabut menutupi pemandangan di puncak. sang surya pun hanya sedikit mengitip dari balik awan. tapi kepuasan ini ga bisa ditutupi. bukan karena menaklukkan puncak tapi karena keberhasilan menaklukan diri sendiri. setelah 3 tahun berlalu -normal na kondisi fisik menurun- ternyata masih bisa jalan mulus sampai puncak. ga cuma sampai tapi juga lebih cepet dari sebelum na. ntah karena udah pernah jadi udah tau karakter track na atau karena tim na. thank god i made it.
full team
puas narsis dan menikmati fajar, kami pun turun ke mandala wangi buat sarapan -salah fokus- :D. ternyata kabut membuat kami diam sejenak dan lama-lama malas bergerak. padahal udah ngebayangin keindahan padang edelweiss dari sajak yang pernah rhe dengar di masa sma.

aku cinta padamu, pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
#mandala wangi-pangrango-soe hok gie

sepenggal sajak yang membuat rhe pengen melihat langsung pesona yang mengilhami seorang aktivis mahasiswa sekaligus pencinta alam, soe hok gie, menggoreskan pena na. pesona yang membuat na jatuh cinta.
mandala wangi
cukup lama diam sambil bercakap dengan runner sekaligus pendaki senior yang sukses ngecamp di sini saat badai. hasil obrolan na kami belajar banyak soal logistik, hidup sehat dari makanan yang dibawa. bebas msg dan ga ada makanan instant. wajib dicoba untuk pendakian selanjut na. malu juga karena setelah belajar banyak kami tetep masak mie instan di samping mas na -ops-.

akhir na matahari pun mulai muncul mengusir kabut. keluarlah pesona asli mandala wangi dengan padang edelweiss dan air terjun kecil yang tersembunyi di antara na. sungai yang seperti na dibilang dalam sajak gie di atas.
dia yang tersembunyi di antara edelweiss
embun pagi yang masih terjebak di tunas-tunas edelweiss membiaskan cahaya pagi itu. rhe juga cinta mandala wangi gie, thanks sudah mengenalkan sajak yang membuat rhe pengen bisa ke sini. hutang yang lunas terbayar, sedangkan hutang lain muncul karena belum sempat ngecamp di sini. selalu ada kesempatan kedua. saat na turun, kapan lagi kita naik dan ngecamp di sini. reunian sekaligus nambah teman baru. bersyukur masih diberi waktu untuk mengenal dan menikmati semua na. karena rhe belumlah pencinta alam, rhe masih saja penikmat alam.
puncak pangrango
hidup adalah soal keberanian,
menghadapi yang tanda tanya
tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah, dan hadapilah
#mandala wangi-pangrango-soe hok gie
where do we go after this?
 doc: by awi n jun 
menu book
location: jalan bendungan hilir raya no 62, jakarta pusat
website: http://goedkoopjkt.com/

"i have measured out my life with coffee spoons"
#ts eliot

quote di atas seperti na udah sering didengar para pencinta kopi. kalo kebanyakan pencinta kopi memulai hari mereka dengan secangkir kopi, maka setelah puas jalan-jalan seharian, rhe memilih mengakhiri hari dengan secangkir kopi. maklum seharian belum ketemu kopi. dan buat seorang coffee addict rasa na masih ada yang kurang walo perjalanan itu sendiri menyenangkan. memanfaatkan sisa waktu sewa mobil, kami minta diantar ke kedai kopi. pilihan jatuh ke goedkoop karena akses pulang na gampang.

how to get there:
- naik transjakarta koridor blok m-kota, turun di halte bendungan hilir
- ambil keluar ke kiri sampai ketemu jalan besar bendungan hilir
- ikuti jalan sampai pizza hut di kiri jalan, goedkoop ada di seberang na, di sebelah kanan
koffie bon bon
warung kopi yang buka sampai jam 11 malam saat week end ini mengklaim sebagai warung kopi belanda. seperti na bukan kopi na yang berasal dari belanda tapi menu makanan dan nuansa na aja yang bergaya belanda. untuk kopi rhe nyobain koffie bon bon (23 rb) yang kata na menjadi salah satu minuman khas di sini, double espresso shot with sweet condensed milk.

walau double espresso rasa na lebih cenderung milky daripada coffee. ditambah lagi seperti na susu yang digunakan bukan fresh milk tapi susu plain -cuma nebak- yang punya karakter rasa manis lebih dulu. jadi kopi ini udah manis walau sweet condensed milk na belum diaduk jadi satu. karena lebih suka karakter kopi item, maka rhe ga terlalu suka dengan menu ini.
patate and bitter ballen
untuk camilan yang kami coba adalah patate dan bitter ballen. patate merupakan kentang goreng yang disajikan dengan special mayo (25 rb). ada 3 pilihan mayo -joppie wannabe, cajun dan pesto- dan kami nyobain ketiga-tiga na. rhe paling suka mayo yang bewarna putih -lupa nama na-. mayo na cukup membantu rasa kentang yang biasa aja jika dimakan original. pokok na harus pake mayolah makan na.

sedangkan bitter ballen (25 rb) tu semacam kroket dengan isi daging di dalam na. disajikan lagi-lagi dengan mayo joppie wannabe. kalo yang ini dimakan tanpa mayo juga masih ok karena cukup asin. bahkan seperti na emang enakan dimakan original tanpa mayo.
spot di pojokan
secara rasa memang ga bisa berharap banyak mengingat harga yang ditawarkan relatif terjangkau. tapi bukan bearti dengan harga murah kau bebas bermain dengan kepuasan pelanggan ya. satu hal yang bikin sebel adalah service yang diberikan. kami datang memang di peak hour, wajar jika memang tempat duduk tidak tersedia untuk kami berempat. tapi cara pelayan memperlakukan kami yang seakan 'ga butuh pengunjung lagi' karena udah penuh ini cukup membuat trauma.

cukup dikunjungi sekali, mengingat ini adalah girls day pertama kami setelah bersenang-senang seharian. jangan sampai perlakukan yang ada mempengaruhi happy mood kami. setelah menunggu sekitar setengah jam akhir na biasa masuk juga walau dapet spot di pojokan dan susah terlihat pelayan sehingga pelayanan na lama. saking lama na, bahkan hot chocolate yang dipesan del ga lagi hangat saat datang. pufh....
-***-
related posts: 
- next: -
sate kiloan h.abdullah
location: babakan madang, sentul

ntah apa nama na penyakit ini, begitu main air atau berenang rasa lapar tak terhankan selalu menyerang. mencari makan di sekitar curug maupun wisata gunung pancar yang ada adalah warung nasi biasa sampai akhir na kami kembali ke pertigaan yang memisahkan gunung pancar dan curug barong.

selain sebagai pertigan penanda, di sini juga terdapat warung sate kiloan h.abdullah. lokasi na cukup strategis untuk para wisatawan. ketika kami 2 kali melalui na dalam perjalanan, tampak warung yang selalu ramai. tapi karena sudah menjelang sore saat kami akhir na memutuskan makan di sini maka yang ada hanya group kami saja.

sebenar na warung ini ga hanya menyediakan sate kambing tapi juga sate ayam dan ayam bakar. tapi -lagi lagi- karena udah kesorean maka menu yang tersisa tinggal sate kambing muda -sayang buat irfan yang ga bisa makan kambing n kudu beli dari warung depan na-. ok lah, memang itu yang sebenar na kami inginkan.
sate kambing
sate kambing di sini dijual per kilo dengan harga 250 ribu. setiap kilo biasa na bisa jadi 40 tusuk. karena seperti na kami ga mampu menghabiskan sekilo sate akhir na kami hanya memesan 25 tusuk yang dihitung dengan harga 6500 per tusuk.

ntah karena lapar atau memang rasa na demikian, menurut lidah rhe -atau perut rhe- rasa sate ini mak nyus klo boleh mengutip kata pa' bondan. daging na empuk, mungkin efek kambing muda dan ga bau khas kambing yang biasa na membuat orang malas untuk makan daging kambing. daging sate yang lembut dan hangat enak dinikmati dengan nasi putih yang menurut rhe pulen dan manis. perfecto...

andai ada nasi lagi mungkin rhe masih bisa nambah 1 porsi -ops-. enak dinikmati hangat-hangat dengan suasana sore dan perut yang keroncongan. makanan sempurna untuk mengakhir perjalanan panjang -ke sentul doang :D- yang menghabiskan banyak tenaga untuk narsis-narsisan di tempat ngehits.

-***-
related posts: 
- next: 
selamat datang di wisata gunung pancar
"in the jungle, the mighty jungle
 the lion sleeps tonight
 in the jungle the quiet jungle
 the lion sleeps tonight"

#the lion sleeps tonight-the tokens

main-main selanjut na memang ke hutan -cuma ga ketemu lion-. hutan pinus gunung pancar atau lebih sering disebut dengan wisata gunung pancar menyajikan hutan pinus -tentu na- dan fasilitas wisata alam yang lain.

how to get there:
- dengan mobil sewaan (400 rb mobil doang, belum termasuk bensin, tips, uang makan supir, uang tol dll) jalan dari jakarta-sentul ke arah jungle land
- perempatan sebelum masuk jungle land belok ke kanan, jalan na agak menanjak
- ikuti jalan, klo ketemu pertigaan -dijaga 2 orang berbaju hansip yang minta pungutan setiap kita melintas- ambil jalan yang ke kanan sampai ketemu gerbang retribusi (9 rb/orang, 15 rb/mobil)
memasuki hutan pinus
wisata gunung pancar merupakan salah satu kawasan wisata alam di daerah sentul. sebutan gunung pancar berasal dari warga lokal yang mempercayai keberadaan bukit ini sebagai pondasi atau pasak saat bumi masih rata supaya tidak terjadi gempa. nama 'pancar' sendiri arti na yang muncul pertama.

sebutan gunung seperti na kurang tepat untuk lokasi ini karena hanya berupa daerah tanjakan dari arah jalan raya -bahkan untuk disebut bukit aja rhe masih ragu-. ketidaksetujuan ini didukung oleh kontur tanah yang tidak terlalu tinggi dan suhu udara yang relatif normal serta cenderung panas, bukan hawa sejuk pegunungan atau dataran tinggi pada umum na.
hutan pinus
sedangkan untuk hutan pinus na, bolehlah sedikit dilirik. buat yang paham botani, di sini bisa ditemukan berbagai jenis tanaman selain pinus seperti rasamala, puspa, rotan, jamuju, saniten dan masih banyak lagi. kata na beberapa jenis satwa juga bisa ditemui. walo sebenar na rhe ragu dengan info ini cz kondisi ramai seperti na tidak memungkinkan untuk satwa liar -yang peka terhadap keramaian- berkeliaran seenak na -selain ular ya-.
look up
gunung pancar memang menyajikan pemandangan hutan pinus sebagai daya tarik utama. kebanyakan orang hanya menikmati susunan pinus yang -kata na- bisa menyerap hawa negatif ini. ga usah khawatir dengan tracking di tengah hutan cz di sini sudah ada jalur batu di tengah pepohonan pinus. buat mereka yang malas berjalan kaki menikmati hutan, rimbun na pinus bisa langsung dinikmati di tepi jalan raya, langsung dengan kendaraan bermotor. biasa na orang-orang seperti ini hanya berfoto dengan latar belakang pohon pinus dari mulai gaya kalem sampai monyong -menurut irfan-. terserahlah pengunjung lain bebas mau ngapain, mereka bayar ongkos masuk na sendiri ini.

hutan pinus ini sebenar na merupakan camping ground yang biasa digunakan untuk out bond ayau kemah. ada beberapa jenis camp yang disediakan di sini. buat mereka yang memang suka berpetualang di alam dan mau susah ada camping ground untuk mendirikan tenda sendiri. yang semi petualang tapi malas mendirikan tenda, ada tenda tentara yang sudah berdiri dan siap pakai untuk disewakan ke pengunjung. 
tenda tentara di camping ground
sementara bagi mereka yang terbiasa dengan kenyamanan, jangan ragu untuk tetap menikmati bermalam di hutan pinus karena di sini juga disediakan penginapan dengan bangunan permanen. kurang tau fasilitas di dalam na seperti apa cz memang ga berminat menginap di sini -n ga liat liat juga-. buat yang bangun tenda sendiri maupun nyewa, jangan khawatir dengan fasilitas toilet cz banyak tersedia di tengah camping ground. 

salah satu kawasan camping ground yang kami kunjungi aja terdapat 8 toilet bersih. cukup untuk membersihkan diri setelah bermain air di curug barong dan leuwi hejo. fasilitas kamar mandi di sini jauh lebih baik dan bersih dibanding di curug. tapi dengan syarat bersedia nahan dingin dan basah dari curug ya ;)
kelar basah-basahan n gegulingan
selama perjalanan dari curug ke gunung pancar baju yang kami kenakan sudah nyaris kering. alhasil keinginan mandi pun berganti dengan kesempatan narsis n gegulingan di rumput hijau yang tersebar luas di antara pepohonan pinus. gagal sudah mandi dan bebersih. tapi jika mau lebih bersih lagi, di lokasi ini juga terdapat pemandian air panas. letak na di ujung pertigaan setelah hutan pinus. ambil jalan lurus ke arah pemandian yang bisa dilalui dengan tambahan bea masuk 10 ribu.
ntah apa yang mereka lakukan
sayang na kami lebih tertarik menikmati hijau na rumput dan pepohonan pinus dibanding air panas -udah puas main air seharian- sebelum lapar memanggil kami untuk beranjak. buat yang gemar dengan wisata alam, lokasi ini bisa diselipkan dalam destinasi trip. tapi untuk menjadi tujuan utama seperti na ga terlalu worthed, kecuali memang berniat ngecamp atau bermalam di sini. btw, buat yang pengen ngecamp harap menyiapkan safety secukup na karena kata na di sini masih banyak ular berkeliaran. jangan sampai masuk ke tenda kalian ya :)
saat kata ga bisa terucapkan
-***-
related posts: 
atraksi bocah
"gom se-ma-ri-ga han-jib-e is-seo
 a-ppa-gom, eom-ma-gom, ae-gi-gom
 a-ppa-gom-eun ttung-ttung-hae
 eom-ma-gom-eun nal-ssin-hae
 ae-gi-gom-eun neo-mu kwi-yeo-wo
 eu-sseuk eu-sseuk jar-han-da"

#gom se ma ri-children's choir 

ada yang tau itu lagu dari mana? buat penggemar korea pasti udah langsung tau. lagu yang sering dinyanyikan oleh daehan-minguk-manse ini mengisahkan tentang keluarga beruang. tapi jalan-jalan kami bukan untuk mengunjungi beruang ya :p. cuma, lagu ini langsung terlintas pas sampe di leuwi hejo. kenapa? -ntar ya-

how to get there:
- sama dengan cara ke curug barong
- ambil jalan ke bawah setelah bayar retribusi masuk (10 rb) -kalo curug barong ke atas-
jembatan kuning
curug yang nama na tidak sesuai dengan kenyataan ini ternyata sudah ramai dengan pengunjung. penuh cendol dimana-mana. bahkan untuk nyeberang jembatan bambu juga harus ngantri. inti na bikin males. diperparah lagi karena kami baru aja menikmati pemandangan biru na air curug barong dan sekarang harus melihat curug butheg -bahasa jawa dari keruh-. padalah kalo dari arti nama na -sesuai bahasa sunda- leuwi bearti bagian yang dalam atau ujung sungai. sedangkan hejo arti na hijau.

kenyataan yang ada di lokasi adalah curug dengan air coklat keruh yang sama sekali tidak memberikan pemandangan hijau. bahkan air jernih aja susah ditemukan -termasuk air di fasilitas toilet na-. hanya ada satu spot dengan kucuran air kecil yang masih dilalui air cukup jernih dan bisa digunakan untuk bebersih. lokasi na nyempil di sebelah kiri aliran sungai yang sering lolos dari pandangan pengunjung. melihat kondisi na, nama leuwi hejo seperti na lebih cocok sebagai julukan untuk curug barong. mungkin memang penduduk sini salah mengartikan nama yang ngehits di kalangan blogger dan pengguna media sosial ini. better, papan petunjuk na di ganti atau leuwi hejo kembali ke nama awal milik penduduk lokal.
spot yang air na masih bening
pemandangan yang lebih ga bikin sumpek dibanding cendol yang memenuhi curug adalah anak-anak yang bebas bermain di sini. salah satu alasan kenapa tadi tiba-tiba teringat lagu  gom se mari, sebuah lagu dari masa kanak-kanak. chilhood yang masih merasakan bermain dengan alam, tidak hanya dihabiskan di dengan gadget. seakan curug ini adalah kehidupan alami mereka. rhe aja cukup was-was kecemplung sementara seorang bocah dengan santai na berkali-kali loncat k curug yang akhir na malah menjadi atraksi tersendiri bagi pengunjung atau mereka pemburu foto.
lahan bermain alami bocah
selain cowo' kecil tadi ada anak-anak lain yang juga asik sendiri bermain di sini atau menikmati spot-spot yang ada. ini adalah kawasan bermain mereka yang seperti na mulai berkurang dirambah kami para pengunjung. setidak na anak-anak di sini tidak dilatih atau memiliki mental meminta-minta seperti kebanyakan bocah yang ada di tempat wisata lokal yang mulai berkembang. kalo ga, makin ga nyaman lagi berwisata di sini. 
dia yang nyaman di ayunan na
antara senang dan miris, saat melihat anak-anak ini tertawa riang tapi juga melamun terkadang. ntah sudah bosan bermain, ga punya teman atau karena merasa tempat yang biasa mereka gunakan perlahan mulai tergusur dengan kedatangan dari pengunjung-pengunjung baru. tapi seperti na keberadaan pengunjung cukup memuaskan bagi orang tua mereka yang bisa meningkatkan ekomoni lokal baik dari retribusi masuk maupun usaha perdagangan dengan membuka warung di sana.

saking ga ada aktivitas atau usaha untuk menikmati lokasi ini -bahkan untuk foto narsis aja susah-, akhir na yang bisa dilakukan adalah duduk-duduk sambil ngeringin baju. mo ngebersihin badan air toilet na juga tetep kotor. jadi separoh berjemur kami pun duduk-dudk di pinggiran sungai. sebuah moment yang bisa digunakan untuk akhir na membidik masing-masing teman jalan kali ini.
mba'endah yang tertarik dengan pose si bocah
with ima yang susah banget di foto sendirian -selalu nempel di orang :D-
delima yang sebisa mungkin pengen berpose headstand di setiap tempat
semi aka ipin setelah kelar ngemodisin cewe' di belakang na
irfan yang bangga dengan celana polkadot na
thanks udah mau diajak share cost -jangan kapok-. udah ga penasaran lagi ma leuwi hejo. lanjut ke destinasi lain aja mumpung masih belum habis jam sewa mobil na :D
-***-
related posts: 
previous: curug barong
curug barong
"i don't ever wanna feel like i did that day
 but take me to the place i love, take me all the way
 i don't ever wanna feel like i did that day
 but take me to the place i love, take me all the way"

#under the bridge-red hot chili peppers

sometimes i feel like i don't have a partner, sometimes i feel like my only friend. perasaan ini muncul saat seorang teman posting tentang leuwi hejo dan ternyata ga ada angkot ke sana. harus jalan dengan rombongan, ikut open trip, sewa mobil atau pake kendaraan pribadi. inti na kalo kau ga punya kendaraan pribadi, pengguna angkutan umum sejati, kebiasaan jalan sendiri n ga mo ikut open trip maka kau ga akan bisa sampai ke lokasi ini dengan mudah.

berhasil ngebujuk teman plus temen na teman biar bisa sharing cost sewa mobil. sampai akhir na dapet total 6 orang -termasuk rhe- untuk one day trip selama jam sewa mobil :D. orang-orang yang berhasil terbujuk kali ini adalah mba' endah, ima -teman lama yg ga pernah ketemu lagi-, delima -teman mba' endah-, semi aka ipin n irfan -temen ipin-. ngebujuk dan cari mobil ternyata butuh waktu seminggu -effort paling banyak dari mba' endah-. jadi klo orang jawa bilang ga bisa sak dek sak nyet, mau na jalan saat itu juga tertunda 1 minggu demi share cost -daripada bayar mahal-. ya udah, menekan ego yang biasa jalan sendiri. menyesuaikan jadwal dengan orang lain dan rental mobil. ga mo rugi, kami merencanakan mengunjungi ga hanya 1 tempat.
selamat datang
how to get there:
- dengan mobil sewaan (400 rb mobil doang, belum termasuk bensin, tips, uang makan supir, uang tol dll) jalan dari jakarta-sentul ke arah jungle land
- perempatan sebelum masuk jungle land belok ke kanan, jalan na agak menanjak
- ikuti jalan, klo ketemu pertigaan -dijaga 2 orang berbaju hansip yang minta pungutan setiap kita melintas- ambil jalan yang ke kiri. better langsung ambil kiri aja, jangan tanya ke orang berbaju hansip ini. begitu nanya langsung disuruh bayar biaya masuk kawasan wisata. padahal lokasi ini masih sangat jauh dari tempat wisata yang kita tuju dan nanti di tempat wisata na masih ada biaya masuk lagi.

dari pertigaan ini sampai ke jembatan kuning -nama berdasarkan visual rhe- pemandangan na hanyalah perkampungan biasa. setelah jembatan kuning juga ada pungutan lagi tapi tukang pungut na hilang setelah azar. seperti na mereka cuma beroperasi di pagi sampai siang hari. 

menarik na ternyata rute ini sudah lama tenar di komunitas sepeda. saat kami lewat, banyak yang ngegowes padahal jalan na naik turun lumayan tinggi. setelah jembatan kuning pemandangan lebih memanjakan -langsung buka jendela, ngulurin tangan menikmati angin sepoi sepoi-. kanan kiri jalan adalah sawah terasering. rasa na pengen terjun bebas gelundungan di bawah. 
pilih destinasimu
semakin ke arah curuh jalanan semakin jelek, bebatuan belum diaspal atau dihaluskan. jika masih berada di jalanan halus dan bertemu curug, jangan girang dulu, karena itu bukanlah curug barong. sepanjang rute ke curug barong memang banyak curug-curug lain. mungkin karena memang merupakan daerah aliran air yang ada. curug barong dan leuwi hejo memasang spanduk nama na. jangan khawatir salah curug. pindah aja klo nama na ga sesuai. 

kalo bawa mobil bisa diparkir di depan jalan masuk yang ada spanduk na atau di depan masjid. kalo bawa motor masuk ke dalam nanti tersedia parkiran motor. kebanyakan pengunjung parkir di sini walau untuk motor yang kondisi na bagus masih bisa masuk lagi. tracking dari parkiran ga terlalu lama sampai ke titik retribusi resmi -bayar 10 ribu untuk masuk ke curug barong dan leuwi hejo-. jalan na sudah dipermudah dengan batu yang disusun -bukti na masih bisa dilalui beberapa motor yang parkir di dalam-. 
atas dulu atau bawah dulu?
awal na pengen ke leuwi hejo -di bawah- baru ke curug barong -di atas- dengan pertimbangan pemandangan yang di atas lebih bagus dari yang di bawah. mau na yang jelek dulu baru yang bagus, biar ga nyesel gitu. tapi petugas jaga nyaranin ke atas dulu baru ke bawah supaya tenaga na ga abis pas mau tracking naik. alasan na masuk akal juga, jadi akhir na kami naik dulu ke curug barong.
track ke curug barong
tracking ke atas ternyata ga segampang dari parkiran tadi mengingat jalan na masih tanah liat. kalo dilalui saat musim hujan, licin. jalan pelan-pelan dengan alasan menikmati pemandangan >.<. dari track ke curug na aja udah bisa menikmati pemandangan sungai di bawah yang seperti na berair coklat, ga bening. moga curug barong air na jernih ya.

sekitar 10 menit dari pos retribusi akhir na kami sampai juga di curug barong. hurai, suasana na bener-bener menyejukkan. hamparan bukit yang hijau di belakang seakan menambah kuat kesan air curug yang biru. ntah kami masih terlalu pagi atau orang-orang berpikiran sama seperti rhe -turun dulu baru naik-, yang jelas saat kami datang curug ini sepi pengunjung. kosong sekosong-kosong na seakan curug ini ada hanya untuk kami :D
sesaat sebelum hujan
pertama kali liat langsung pengen nyemplung di air na yang biru membentuk kolam. curug bagian atas lebih tinggi dibanding yang ke arah kolam. tapi pusaran air curug di bagian bawah terasa lebih kuat mungkin karena kubangan na lebih dalam. ipin yang bisa berenang aja waswas nyebur di sini, gimana rhe yang ga bisa renang -ops-. sekitaran curug terdiri dari bebatuan. awas jangan sampai kepleset n terantuk batu.

sayang belum sempet eksplor semua spot, hujan mulai datang. better bawa kamera under water biar bisa puas mengeksplor semua tempat n ga khawatir dengan air -hujan maupun dari curug-. inti na kami basah pertama bukan karena air curug tapi karena kehujanan. ga ada tempat berteduh di lokasi ini karena memang diperingatkan untuk segera turun kalo hujan. tapi kami tetap bertahan, bukan karena males turun tapi masa baru nyampe udah harus turun lagi -ga rela-.
setelah hujan turun
untung hujan cuma bentar jadi kami masih bisa menikmati curug ini sampai pengunjung lain mulai berdatangan. selain karena mulai ramai, curug sehabis hujan menyisakan batu-batu basah yang lebih susah untuk dipijak. debit air pun juga semakin deras. ditambah lagi lumpur dari atas seperti na terbawa aliran air yang menjadikan air curug ga lagi biru. bosan dengan pemandangan yang ga sebagus awal na tadi akhir na kami pun melanjutkan ke destinasi selanjut na, leuwi hejo.
-***-
related posts: 
previous: -
NewerStories OlderStories Home