ipoh dan kopi. sesuatu yang terdengar identik dan tidak dapat dipisahkan. kopi ipoh yang pertama kukenal adalah old town white coffee. kopi instan hazelnut-nya belum terkalahkan varian yang sama dari produsen-produsen kopi instan lainnya. so, dalam kunjungan ke ipoh kali ini salah satu to do list-ku adalah ngopi.
ternyata bukan awal yang baik saat mengetahui bahwa old town white coffee hanya buka sampai jam makan siang. sedangkan aku datang di sore hari berharap menemukan suasana ngopi yang tenang temaram, gagal. berpindah ke kedai lain yang pernah disarankan teman karena kopi dan egg tart-nya yang enak. sayang sekali, lagi-lagi aku kurang beruntung karena kedai nam heong tutup selama 1 minggu.
mural kedai biskuit lam fong dan buntelan penuh makanan |
jalan-jalan sore telah mempertemukanku pada kedai biskuit lam fong dengan egg tart -RM 2.5- yang luar biasa. lagi-lagi, sayang saat aku datang stoknya terbatas. ntah aku datang kesorean, belum distok ulang, atau memang egg tart di sini laris manis sehingga cepat sold out. untungnya aku masih kebagian walau hanya membeli sejumlah yang masih tersisa dan tidak bisa membawanya sampai ke penang.
egg tart dari kedai biskuit lam fong memiliki tekstur pastry yang tipis berlapis, lembut dan ga keras. sedangkan custard filling-nya creamy dan lumer banget di mulut tanpa bau amis. ini egg tart paling enak yang pernah aku makan, ga lebay. sok kalian verifikasi nanti saat berkunjung ke ipoh.
best egg tart yang pernah aku makan. yes, tentu saja aku beli semua yang tersisa, sold out! :D |
kedai sin yoon long |
penjual wan tan mee yang menjadi satu dengan kedai sin yoong long |
kopi yang disajikan ada white coffee dan black coffee. pengertian white coffee bukan bearti dibuat dengan biji kopi putih tetapi kopi yang ditambahkan susu atau creamer sehingga bewarna lebih putih. aku memesan ice white coffee -RM 5- untuk menyeimbangkan makananku yang hangat.
wan tan mee dan segelas kopi, perfect kedai sin yoon long |
seperti kedai kopi kebanyakan, pengaturan meja di sini tidak ramah untuk solo traveler. meja yang disediakan adalah meja bundar dengan kapasitas 4-6 orang. jadi jika kau sendirian, berbaurlah dengan warga lokal. aku memberanikan diri untuk share table dengan nenek dan cucunya. meja masih cukup longgar karna hanya berisi 2 orang. dan inilah keseruan ngopi di kedai kopi, auranya yang bising karena obrolan para pengunjung.
kami yang semula bukan siapa-siapa membaur dalam obrolan yang terbata-bata. sang nenek yang ingin ngobrol tetapi tidak dapat berbahasa inggris dan aku yang tidak dapat berbahasa mandarin akhirnya bercakap-cakap melalui cucunya sebagai penerjemah. dan akhirnya obrolan kami berkembang dengan komen-komen pribadi si cucu. memang kedai kopi selalu menjadi tempat yang hangat dan spot yang tepat mengenal cerita lokal. kau masuk sendirian, kau keluar dengan teman baru.
rasa kopi yang manis legit dan cerita-cerita yang mengalir begitu saja. ternyata aroma kedai kopi sehangat ini. sayang aku memesan ice coffee yang disajikan dengan gelas biasa, berbeda dengan kopi hangat sang nenek yang disajikan dengan cangkir klasik. tapi rasa kopinya sungguh membuatku puas. menunjukkan lamanya pengalaman kedai ini dan rasa klasik yang tersimpan. walaupun aku memesan ice coffee, tapi rasanya tidak menjadi encer karena es batu. kopi ini tetap mempertahankan rasanya bulatnya yang bertahan cukup lama setelah batu es mencair.
saat aku bertanya apakah kedai ini menjual kopi instan? si cucu bilang, aku bisa membeli kopi instan yang tersedia di samping kasir. menurutnya rasa kopi instan sangat berbeda dibanding rasa kopi yang disajikan di sini. tapi jika kau ingin mencoba karena sudah jauh-jauh ke sini atau untuk oleh-oleh silahkan saja. hanya saja jangan terlalu berharap, katanya, dia sudah memperingatkan.
begitu sampai rumah dan mencobanya, benar, rasa kopinya jauh dari kopi fresh yang aku minum di sana. ada aroma 'apek' khas creamer yang cukup mengganggu. belum lagi aroma kehangatan kedai kopi yang mendukung cita rasa kopi itu sendiri hilang dengan penyajian instan, mungkin aroma ini tidak ikut dikemas dalam kemasan sachetnya. mungkin.
-***-
previous:next:
0 comments:
Post a Comment