kamameshi, nasi liwet versi jepang

kedai kamameshi
hampir semua anak indonesia yang besar bersama doraemon pasti mendambakan dorayaki. tetapi untukku, yang paling ingin kucoba saat berkunjung ke jepang bukan makanan si robot kucing itu melainkan kamameshi. nasi yang dimasak dalam kama ini sebenarnya mirip dengan nasi liwet indonesia. hanya saja ketika melihatnya pertama kali -lupa di film apa- saat satu keluarga memakannya bersama-sama mengelilingi perapian tempat tungku pemanas kamameshi, dalam sebuah rumah kuno jepang dengan suasana hujan yang mengguyur di luar... ah, tampaknya nikmat sekali.
bagian dalam kedai kamameshi
awalnya kamameshi merupakan menu keluarga, namun saat ini sudah banyak yang menjual kamameshi untuk porsi per orangan. dan dari kota yang aku kunjungi di jepang, katanya di naralah paling mudah menemukan makanan ini. maka dengan semangat penuh menyapukan pandangan ke semua kedai makanan, akhirnya aku menemukan kedai penjual kamameshi di nara. tentu bukan karena tulisannya tetapi karena gambar yang mereka pajang di luar kedai >.<

bangunan 2 lantai ini ternyata dimanfaatkan menjadi 2 kedai. lantai bawah digunakan sebagai toko mochi sedangkan kedai makan berada di lantai 2. jangan banyangkan kedai cepat saji yang ramai seperti kebanyakan kedai rumah makan jepang. tidak ada kata terburu-buru di sini. semuanya tenang dan santai menikmati makanan mereka. dan aku baru tahu alasannya setelah kamameshi pesananku datang.
paket kamameshi
kamameshi datang dalam kondisi setengah matang di atas tungku kecil dengan api menyala di dalamnya -wow!-. menurut penjelasan pelayan, kamameshi dapat dimakan setelah api padam dan menunggu satu putaran jam pasir yang disertakan bersama makanan. ternyata makanan ini tidak cocok dimakan orang dalam kondisi lapar. sangat menguji kesabaran sebelum kau dapat mengangkat penutup makanannya.

selama menunggu kamameshi matang yang dapat kulakukan hanyalah meminum es teh yang bebas diisi ulang di sini. selain itu menyiapkan side dish kamameshi. seperti teh dan sup yang ternyata hanya berisi bahan kering dan harus dijerang dengan air panas yang tersedia.
kamameshi dan pelengkapnya
walaupun dijual untuk porsi per orang, ternyata cara penyajiannya tetap mengikuti penyajian kamameshi yang biasa dimakan secara komunal. dalam santap keluarga, kamameshi yang dimasak dalam ketel besar akan dibagikan ke anggota dalam mangkuk individual. di sini pun juga disediakan mangkuk untuk mengambil nasi dari ketel. jadi kau tidak memakan nasinya langsung dari dalam ketel ya :D

selain nasi di dalam ketel, terdapat side dish seperti sup yang rasanya cenderung tawar karena berasal dari bahan-bahan kering yang disiram air panas. tidak ada penambahan apapun karena tidak ada kondimen yang disediakan di atas meja seperti di indonesia. ada juga tofu siram yang teksturnya sangat lembut. lebih mirip dengan puding dari pada tahu untuk teksurnya dan tidak ada bau mengganggu yang biasanya tercium dari tofu. untuk sayurannya tersedia acar biji lotus yang dimasak bersama dengan semacam lobak dan wortel. teksturnya renyah dengan rasa cenderung manis tetapi ada sedikit rasa asin yang melintas lembut. kalau boleh refill sepertinya aku sudah minta acar ini diisi terus-terusan. dan terakhir ada bonus manis yang tak mungkin terlewatkan, mochi. khusus untuk mochi ini, jika menginginkannya lagi kau bisa membelinya di kedai lantai bawah.
kamameshi siap santap
sekitar 15 menit dari datangnya, sudah ada tanda-tanda makanan matang. dimulai dengan uap yang mengepul dilanjutkan dengan buih yang merembes keluar. menunggu satu putaran jam pasir dan... inilah hasil penantianku. nasi bertabur jamur, semacam lobak, semacam wortel dan sejenis kacang siap disantap. walaupun penampilannya sederhana tapi isinya kaya rasa karena beras yang dimasak katanya sudah dicampur dengan saus kedelai dan mirin. ada juga beberapa jenis kamameshi yang dibumbui dengan sake. mungkin ini salah satunya karena ini enak :D

nasinya pulen dan kenyal dengan rasa yang semakin kuat dalam setiap kunyahan. karena nasi dimasak bersama dengan bumbu sehingga semakin dikunyah semakin terasa bumbu makanan ini. semakin mendekati dasar ketel, nasinya semakin enak karena nasi yang dimasak perlahan dan tetap dibiarkan dalam ketel memberikan rasa pangangan samar yang semakin menambah kekayaan rasa. aku bahkan baru sadar bahwa ternyata makanan ini tidak dilengkapi daging apapun. jika makanan vegetarian senikmat ini, mungkin aku bisa tidak makan daging untuk bebeberapa hari :)
-***-
- full itinerary of this trip
- previous:
- next:
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment