oishi park
jika kau belum sempat mengunjungi yagisaki park, atau jika kau hanya punya waktu terbatas di kawaguchiko, ada baiknya kau mencoba kunjungan ke oishi park terlebih dahulu. taman ini merupakan pilihan tepat untuk menikmati pemandangan danau kawaguchi dengan latar belakang gunung fuji. tidak seperti yagisaki park dimana kau harus menikmati gunung fuji dan danau kawaguci secara terpisah.
view gunung dan danau yang dapat dinikmati pada rute red line bus
kawaguchiko bus station
oishi park merupakan titik pemberhentian terakhir red line bus, sekaligus menjadi tujuan utama wisatawan menikmati gunung fuji di wilayah ini. tempat ini sangat mudah diakses dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. cukup dengan naik red line bus dari kawaguchiko bus station sampai dengan pemberhentian terakhir. 
pemandangan kawaguchiko ohashi bridge dalam perjalanan menuju oishi park
view gunung fuji dan danau kawaguchiko di oishi park
selain menyajikan pemandangan fuji-san dan danau kawaguchi, di sini juga terdapat taman dengan tanaman bunga yang berbeda sesuai musimnya. aku datang di penghujung mei sehingga kehilangan momen mekarnya shibasakura. sedangkan taman mulai diganti dengan tanaman lavender yang akan mekar antara juni-juli. tidak seperti pemandangan taman bunga yang aku harapkan karena baru muncul gundukan-gundukan hijau serupa rerumputan dari tanaman lavender yang belum sepenuhnya berbunga. 
bibit lavender semacam kumpulan marimo
sejumput lavender yang sudah mulai mekar
tapi siapa yang dapat menolak pemandangan gunung fuji dihiasi danau kawaguchi seperti yang ada di foto panduan wisataoishi park tidak kehilangan daya tariknya walau lavender belum mekar sempurna. bukan hanya tamannya yang menarik tetapi juga berbagai pengalaman yang ditawarkan. natural living center misalnya, menawarkan pengalaman memetik dan membuat selai blueberry sendiri. atau jika tidak sempat membuatnya kau juga dapat membeli selai atau blueberry ice cream di sini. khusus kegiatan memetik blueberry hanya dapat dilakukan antara juni-juli yang merupakan musim berbuahnya.
natural living center
gantungan kunci fuji-san
ada juga cafe yang menyatu dengan souvenir shop dimana kau dapat membeli souvenir atau mencicip makanan yang diolah dari hasil pertanian lokal. kudapan yang sangat disarankan adalah blueberry ice cream. tetapi karena aku sudah mencoba wasabi ice cream di iyashi no sato, aku putuskan untuk melewati pengalaman ini. mungkin juga karena hawa dingin awal musim semi yang membuatku lebih tertarik dengan sesuatu yang hangat seperti sake khas kawagichiko. 
cafe dan souvenir shop 
sake fuji dan rusa nara, nanti kita akan cari rusa fuji :D 
aku tidak yakin akan menemukan sake ini setelah keluar dari kawaguchiko. sake yang ditawarkan merupakan dry sake dengan kandungan alkohol yang ringanjadi inilah yang kunikmati di oishi park, pengalaman menyesap sake bergambar gunung fuji sembari memandang gunung fuji asli.
very recommended menikmati sore di kawaguchiko, tapi susah melihat sunset karena arahnya berlawanan
daewanggyo yang menghubungkan ke daewangam
pagi ini kumulai dengan membuka weather, maklum semalam suhu ulsan lebih dingin dari gyeongju. sedangkan hari ini kami berencana main ke pantai. ragu untuk menggunakan pakaian santai atau baju hangat. suhu menunjukkan 7 derajat. kubuka jendela dan merasakan hembusan hawa dari luar. ok, sepertinya aku mampu dengan pakaian santai.
maunya mantai santai, berakhir dengan kemana-mana gendong keril
we want senderan atau sekadar taroh keril bentar
turun ke lobby penginapan ternyata tidak ada petugas. sedangkan semalam kami lupa meninggalkan pesan untuk menitipkan bawaan. jadilah rencana jalan-jalan santai berakhir dengan menggendong keril selama perjalanan. it's ok, karena kami mau mantai, jadi harusnya tidak perlu usaha banyak. dan ternyata ucapan itu salah.
ilsan beach
pasir putih yang nyaris tanpa ombak, akan nyaman jika suara alat berat di sebelah kanan itu tidak terlalu bising
kami berhenti di bus stop sekitar ilsan beach. melihat pantai putih nyaris tanpa ombak membuatku ingin sejenak selonjoran di sini. tapi sekarang masih terlalu pagi untuk menikmati hawa pantai yang bukannya sejuk melainkan semilir dingin. belum lagi suara kapal dan deru mesin yang cukup mengganggu. tampak ada project yang sedang berjalan di sini. baiklah, mungkin saat pulang nanti kita bisa rehat sejenak di sini. 
ditambah lagi suara project pembangunan atau pembersihan kotoran ini
tracking menuju daewangam park, lengkap dengan keril
tujuan kali ini adalah daewangam park dengan spot incaran menurut rista adalah jembatan di atas pantai. oh my god, i'm forgot dengan kata 'di atas'. dan ternyata... untuk mencapainya kau perlu tracking naik bukit dulu. aku bersyukur menggunakan pakaian nyaman pagi ini. tapi beban keril kami bukan hal mudah untuk diatasi tanpa persiapan seperti ini. membiarkan rista naik dulu, aku memilih untuk menikmati sejenak ilsan beach sekalian persiapan dengkul dan mental. akan kukejar jika dia sudah di luar jangkauan pandang.
sudah 1/3 perjalanan, masih ada 2 tanjakan panjang lagi di depan. jangan sedang dulu
1/3 tanjakan kedua, untung sebelumnya udah uphill 2 gunung so ga kaget-kaget banget
daewangam park dapat dicapai dengan public transport dilanjutkan berjalan kaki dari ilsan beach. atau menggunakan kendaraan pribadi langsung ke tempat parkir bagian atas. rute yang kami ambil adalah rute pejalan kaki melalui ilsan beach berlanjut dengan puluhan anak tangga. tangganya rapi, hanya napasnya yang susah diatur untuk rapi pagi-pagi.
welcome to daewangam park, drinking water buat yang ngos-ngosan nanjak
fasilitas umum daewangam park, termasuk toilet menghadap laut
setelah berhasil melalui puluhan anak tangga, kau akan menemukan jalan datar sekaligus tempat parkir luas dan drinking water yang menjadi entrance taman ini. dari sini perjalanan sangat nyaman dan ga ngos-ngosan. walking trail yang membelah hutan pinus sejauh 700 meter sampai ke ulgi light house. jalurnya lebar, rimbun dengan dedaunan dan -yang utama- datar. serta lengkap dengan fasilitas umum seperti tempat istirahat dan toilet. sebenarnya melalui rute ini sangat nyaman. tapi mengingat berbagai usia yang melaluinya, wajar jika disediakan banyak spot istirahat.
banyak bangku istirahat di sini, but it's my favorite. you know why :) -meow-
bukan naga apalagi dinosaurus, yang kami lihat di sini adalah kucing nyasar di bebatuan. ternyata ini ada alasan model bangku barusan. dasar kocheng!
jalur lurus walking trail hanya sampai ulgi light house. dari sini dimulai rute berliku turun menuju daegwanggyo, jembatan yang menghubungkan pulau utama dengan daewangam -the great king's rock-. ada yang menyebut bebatuan di sini seperti naga menggapai langit. ada juga yang mengumpamakan formasi bebatuannya di sini serupa fosil dinosaurus berbaring. ntah mana yang paling tepat, tetapi bagian akhir yang paling jauh dan paling tinggi dinamakan daewangam.
ulgi light house
jalur turun menuju daewanggyo. ini adalah bagian ujung bawahnya, aslinya lebih curam jika dari ulgi light house
 untuk mencapai viewing spot ilsan beach dari ketinggian perlu nanjak lagi sedikit
terdapat persimpangan menuju daewanggyo. kanan, kiri atau turun ke bawah. di sebelah kiri kau akan menemukan view ilsan beach dari ketinggian. sedangkan jika ingin merasakan air laut, kau dapat memilih jalur ke bawah. berbatasan dengan laut inilah terdapat tempat makan terbuka yang menjual seafood segar hasil tangkapan haenyeo atau wanita laut, wanita penyelam yang berasal dari pesisir korea. menurut info mereka mampu menyelam sampai 20 meter dan menahan nafas sampai 2 menit.
tempat makan seafood segar, bersih dan ga bau amis
haenyeo atau wanita laut
langsung pilih, langsung disiapkan oleh haenyeo
bagi kami ini masih terlalu pagi untuk menyantap seafood. apalagi seafood segar yang tidak diolah dan disajikan dalam bentuk raw meet. tapi yang aku salut adalah kebersihan tempat ini. walaupun yang dijual berasal dari seafood hidup yang langsung dibersihkan dan disajikan setelah dipilih oleh konsumen, tapi tempat ini tidak kotor sama sekali. jangan khawatir tentang higienitas karena mereka sangat menjaganya. jauh lebih bersih dibanding dengan seafood kaki lima di indonesia.
menghadapi terpaan angin laut menuju daewanggyo
sedikit lagi menuju daewanggyo
akhirnya bisa melepas keril sejenak sambil menikmati pemandangan laut
kembali ke atas, angin laut menerpa dengan kekuatan luar biasa. suhu 19 derajat sebenarnya cukup sejuk jika tanpa hembusan angin kencang. namun saat ini kekuatan anginnya agak ga sopan. jika dibanding dengan terpaan angin di biseondae, ini masih lebih sopan. tapi jika kau tidak lengkap dengan heattech dan windbreaker, siapkan saja tolak angin setelahnya.
sangat lega bisa melepas keril sebentar sebelum nyeberang jembatan
mengistirahatkan bahu dan punggung sekalian menunggu antrian
sambil memandang awan yang mirip ekor kucing
walaupun masih pagi, pengunjung daewanggyo cukup banyak. kami putuskan mengistirahatkan punggung -akhirnya bisa lepas keril- sejenak sambil menunggu flow pengunjung sedikit menurun. jembatan penghubung ini dibangun pada 1995 dengan donasi dari hyundai heavy industries yang pabrik terbesarnya berada di ulsan. seperti kata rista, selain daewangam, daewanggyo merupakan daya tarik daewangam park
antrian daewanggyo dengan wisatawan lokal
susah dapat view kosong, bahkan photobomb-nya lebih atraktif dibanding kami
masih tetap atri sampai ke daewangam 
pada siang hari kau dapat menyaksikan pemandangan bebatuan yang kontras dengan birunya laut lepas. sedangkan di malam hari, lampu warna-warni yang diinstal pada jembatan menjadi pemandangan unik. selain pemandangan lampu yang unik, di sini juga diadakan daewangam moonlight festival pada bulan september-oktober sejak 2017. jika kau berkunjung ke ulsan pada bulan tersebut, silahkan mencoba pemandangan malam di daewangam park.
bebatuan daewangam, menurutmu ini punggung naga atau dinosaurus? iya, memang ada kucing di batunya -meow-
ntah naga atau dinosaurus, kalau yang ini pasti ekornya
kami jelas tidak mencari pemandangan malam karena sudah sangat puas dengan view di kala siang. pengalaman melintas jembatan daewanggyo sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa, tetapi pemandangannya yang berbeda. hal ini terbukti dari antrian melintas jembatan yang banyak dipadati oleh wisatawan lokal.
daewanggyo yang sebenarnya nyaman kalau tidak ramai orang 
sayangnya tetap harus antri ke puncak daewangam 
top of daewangam, space-nya ga luas walaupun dari sini dapat memandang laut lepas. tapi view belakangnya lengkap: ulgi light house, daewanggyo sampai ilsan beach kelihatan semua
jalur jembatan kokoh dan rata, penasaran apakah akan licin saat terkena hujan. sementara lebaranya hanya cukup untuk papasan 2 orang, pergi pulang. ujung jembatan yang berada di pusat daewangam membentang pemandangan laut lepas. sementara jika berbalik ke belakang kau akan menyaksikan ulgi light house dan daewanggyo sebagai latar. tidak banyak waktu yang kami habiskan di bagian ujung karena kapasitas ruang yang ada tidak sebanding dengan kapasitas orang yang datang. setidaknya cukup untuk sebuah pengalaman dan cerita yang berbeda di korea selatan.   
***
previous
next
NewerStories OlderStories Home