gunung guntur dengan view gunung cikuray |
mengingat ini hari jumat dan ada kewajiban yang harus dijalankan, kami pun sepakat berkumpul di pom bensin guntur sore hari. tapi menjelang siang jun mengabarkan tidak dapat bergabung. sedangkan tenda di dia. ribut sebentar tapi ok lah, jangan sampai keributan ini mengacaukan rencana pendakian kami. setidaknya masih ada ojan buat teman jalan. perkara nanti tidur dimana kita pikirkan kemudian.
gunung guntur dilihat dari meeting point pom bensin guntur |
sebenarnya bisa dipaksakan naik malam turun siang tanpa perlu nenda karena memang tidak ada tenda. tapi ditambah tidak ada kompor untuk membuat secangkir cokelat hangat atau semangkuk mie rebus saat menunggu fajar datang sepertinya cukup berat. puncak dingin cuy... aku lebih memilih jalan cepat daripada jalan tanpa logistik dan kehangatan -halah-. berunding sambil makan malam, akhirnya kami sepakat untuk tek tok gunung guntur.
salah satu pilihan tempat untuk menghabiskan malam di garut |
dan benar, di basecamp gunung guntur kami bisa menemukan tempat untuk sekedar rebahan menunggu fajar. sesuai perkiraan juga karena cuma berdua kami bahkan dipersilahkan untuk tidur di dalam rumah. thanks to pemilik warung yang sekaligus menjadi lokasi basecamp.
rekan pendakian gunung guntur |
track awal gunung guntur dimulai dari basecamp lurus ke atas. saat bertemu pertigaan tetaplah pada jalur kiri -jalur kanan jalan buntu- sampai bertemu kandang ayam di sebelah kanan jalan. melewati kandang ayam kau akan menemukan rumah pendopo yang dijaga anjing. jangan lari jika anjing menggonggong di sini karena dia akan mengejar siapa pun yang berlari di depannya. jalan santai saja karena katanya ada beberapa pendaki yang menjadi korban gigitan saat berlari melintasi jalur ini. si anjing cuma menggonggong doang, ga menggigit jika kau jalan tenang. so far saat kami lewat si anjing cuma mengonggong bentar, bosan dan akhirnya diam membiarkan kami jalan.
fajar di sekitar pos 2 |
dari pos 1 inilah jalur sedikit membingungkan karena kami harus menyeberang sungai kecil. salah tempat menyeberang bisa-bisa salah jalur pendakian. dan itulah yang terjadi. cukup lama bergumul sebelum akhirnya menyeberang dan... setelah sungai inilah kau akan menemukan jalur yang penuh dengan bebatuan. bukan hanya kerikil dan pasir seperti perjalanan ke pos 1 melainkan batu-batu besar yang bahkan nyaris setingggi aku. lagi-lagi aku bersyukur kami jalan saat gelap, jadi ga down duluan menyaksikan semua rintangan bebatuan ini. cukup jalanin saja walau dengkul ketemu dahi, merayap bukan mendaki dan menebak pinjakan yang kokoh di sana sini.
jalur berpasir dan berbatu, ini masih ringan, banyak yang lebih parah |
pendakian dari pos 2 ke pos 3 adalah perjalanan panjang yang menyita tenaga, pikiran dan mental. jalanan berpasir yang membuatmu merasa sia-sia melakukan pendakian. maju 2 langkah mundur 1 langkah. selalu saja tergelincir pasir dan minim pegangan. belum lagi jika kau berpapasan dengan pendaki lain. memilih diam salah karena gerakan pasir ke bawah akan membawamu turun jika berdiam diri. sedangkan bergerak pun salah karena papasan dengan pendaki lain. belum lagi cuaca mulai menghangat dengan sinar matahari pagi membuat debu-debu yang sebelumnya berselimut embun bermunculan. sungguh, rasanya ga mau lanjut tapi tanggung sudah di tengah jalan.
memidai lokasi tidur siang |
dan ketika sampai pos 3, semua terbayarkan. pemandangan lepas yang menyajikan gunung cikurai di seberang. ketinggian dilihat dari ketinggian, sungguh mengagumkan. belum lagi puncak 2 dan 3 di depan sana. bukit-bukit lucu yang sepertinya seru untuk lari-larian. terlepas dari jalur yang tetap saja berpasir dan mengingatkanku akan kenyataan semangat serta tenaga nyaris nol. pos 3 sekaligus puncak 1 ini hampir tidak menyisakan tempat untuk sejenak melepas lelah. panas dan debu dimana-mana. tumbuhan yang ada hanya rumput, sedikit tumbuhan berkayu yang dapat digunakan untuk berteduh. ada 1 pohon pun harus berbagi dengan ojan. ok, mari kita bobo' siang...
sedikit lagi menuju puncak 2 |
pastikan gunakan alas kaki yang menutup kaki dengan benar jika tidak ingin cidera atau tergores batuan. minim jika kau pakai sandal gunung jangan lupa gunakan kaos kaki panjang. alas kaki yang benar akan menjadi kunci kelancaran perjalanan. sudah ditutup dengan benar saja bisa lecet tergores batu atau gesekan dengan kerikil apalagi yang tidak tertutup. kami harus beberapa kali berhenti selama perjalanan turun untuk membersihkan kaki dari kerikil-kerikil bandel yang nyelip di sepatu. jangan tanya tampang kami saat turun, sudah mirip manusia gulung debu kalau bukan udang goreng tepung.
end of trip |
gunung guntur, done! yang penting pernah ngerasain |
0 comments:
Post a Comment