vihara avalokitesvara |
terlanjur sayangi
terlanjur ingini
semua yang ada di dalam dirimu"
#semua yang ada-d'cinnamons
ini adalah trip ga mo rugi setelah perjalanan jakarta-serang untuk dateng ke pernikahan rekan kantor yang diadakan di pandeglang. minim info tentang propinsi di ujung barat jawa jadi na memanfaatkan jasa google. dan pas googling yang muncul antara lain benteng dan kraton banten. ga cocok dengan rekan-rekan "cantik" akhir na vihara avalokitesvara yang menjadi pilihan.
how to get there:
- lewat tol jakarta-serang, keluar di pintu tol serang timur
- belok kanan pas lampu merah, susurin jalan. jalanan di sini lumayan banyak lubang dan berdebu, ga bisa buat mobil melaju cepat -apalagi kencang-, siapkan waktu lumayan lama buat perjalanan
- belok kiri saat berhadapan dengan sungai, jangan nyeberang ya. susuri sungai
- di ujung jalan ada benteng banten lama, putarin benteng. vihara ini akan kelihatan di sebelah kanan
gerbang masuk vihara |
patung tertua di sini adalah dewi kwan im, mungkin ini juga yang menjadi dasar penamaan vihara ini, avalokitesvara. patung kwan im menjadi satu-satu na patung yang berhasil diselamatkan saat peristiwa kebakaran 2009. secara keseluruhan, terdapat 16 patung di dalam vihara.
bersama anak singa batu |
lorong dan lukisan dinding |
menara pembakaran |
sisa pembakaran |
kontruksi utama benteng yang dibangun untuk mencegah serangan banten ini adalah batu bata dan batu karang. maklum bangunan ini dibangun di dekat selat malaka yang saat itu memang menjadi pusat perniagaan. jangan bayangkan benteng ini memanjang dari titik yang satu ke titik lain karena bangunan na kotak seperti lapangan. bahkan saat kami datang banyak anak menggunakan tempat di dalam na sebagai lapangan bermain sepak bola -lengkap dengan gawang-. sedangkan penduduk sekitar na menggunakan lokasi ini sebagai tempat melepaskan ternak mereka seperti kambing dan ayam. sungguh kotor, tai dimana-mana. belum lagi grafiti yang banyak dijumpai di dinding batu na. dan yang paling miris adalah spot di samping jalan masuk yang digunakan sebagai tempat pembuangan akhir, bau sampah banget.
padahal jika diperhatikan baik-baik ada menara utama dan ruang pengintip yang masih utuh -walo banyak coretan dan bau pesing-. ruang bawah tanah dan bunker na pun juga masih ada. sayang jika sebuah peninggalan hanya menjadi puing dan kehilangan fungsi sejarah na. pengelolaan dan campur tangan pemerintah seperti na perlu. mungkin juga pergerakkan warga lokal atau traveler yang membuat na jadi tempat "ngehits". biasa na klo udah gitu, walau terkesan pungutan liar tapi setidak na ada yang merawat dan memperhatikan.
sebagian benteng yang masih berwujud |
sate bandeng |
0 comments:
Post a Comment