ayutthaya sebagai sebuah kota tua

ayutthaya railway station
travel date: 16 july 2013

"i really wanna love somebody
  i really wanna dance the night away
  i know we're only half way there
  but you can take me all the way

  you can take me all the way"

#love somebody-maroon 5


apa yang kau inginkan ketika mendengar lagu ini? klo rhe sih cuma pengen lari kenceng-kenceng di jalanan yang lengang, tau klo rhe akan mencapai sesuatu yang mungkin masih terlalu jauh sehingga rhe harus lari lebih kenceng lagi. dan lagu ini sangat cocok didengerin di ayutthaya. kenapa? cz di sini jalanan na luas dan lengang, pas buat lari-lari. hehehe....

tapi karena seperti na capek klo memutari kota tua ini seharian dengan lari -apa lagi setelah perjalanan semaleman di kereta yang kurang gerak- maka kami -lagi lagi- memutuskan untuk menyewa sepeda (40 ฿). penyewaan sepeda ada tepat di depan stasiun ayutthaya. sewa na lebih murah dari chiang mai memang, tapi kondisi sepeda na juga ga sebaik di chiang mai. tarif itu pun hanya untuk setengah hari, dari pagi sampai pukul 6 sore. hanya saja pemilik na cukup mengerti wisata lokal. bahkan tanpa itin yang fix kami dibantu untuk menentukan tempat-tempat yang wajib dan bisa dikunjungi dalam waktu setengah hari karena kami harus ngejar kereta ke bangkok sore nanti.

rute yang kami pilih adalah mengelilingi kota dari lingkar luar na ke destinasi terjauh, kemudian dilanjutkan satu per satu mendekati pusat kota di stasiun. jalanan ayutthaya sangat cocok untuk ngegoes cz bisa dikatakan lengang dengan infrastruktur yang baik. volume kendaraan dengan kapasitas jalan belum berbanding terbalik sehingga aman untuk pengguna sepeda -jalanan na luas abis-, kau ga perlu khawatir akan diklakson pengguna kendaraan bermotor karena menghalangi jalan. di sini masih banyak ruang tersisa di jalanan.
another cycling
trip singkat di ayutthaya merupakan perjalanan untuk menyaksikan reruntuhan kerajaan ayutthaya yang juga termasuk dalam UNESCO world heritage. pada tahun 1700an ayutthaya menjadi kota terbesar di dunia dengan total penduduk 1 juta jiwa. kerajaan ini dulu na berideologi hindu dan buddha. dalam kepercayaan hindu, raja dianggap sebagai penjelamaan dewa wisnu sang pelindung. sedangkan dalam ajaran buddha, raja dipercaya sebagai penegak kebenaran yang memastikan pengikut buddha bertanggung jawab dengan dharma. karena kepercayaan inilah maka di raja di sini mempunyai kekuasaan absolut, sampai gelar raja pun menggambarkan kedua kepercayaan tersebut. sedangkan pembangunan candi dan patung buddha menyimbolkan pedamaian dan kemakmuran pada masa pemerintahan raja tertentu.

peninggalan candi dan patung buddha masih banyak terdapat di seputaran ayutthaya walaupun kondisi na sudah tidak sebagus awal na. selain karena pengaruh waktu, serangan burma juga mempengaruhi kelangsungan peninggalan candi-candi yang ada. sebagian masih utuh, tapi banyak juga yang sudah kehilangan bentuk asli na. saat na berkeliling untuk melihat peninggalan-peninggalan ini.
roti sai mai
nb: sepanjang perjalanan banyak dijumpai penjual roti sai mai, harga na tergantung ukuran. isi na terdiri dari gulali serupa rambut nenek yang dimakan dengan semacam crepes basah -rhe baru tau cara makan na setelah pulang, ternyata gulali na ditaroh di dalam crepes trus digulung mirip kebab-. cemilan yang manis :)
-***-
related posts: 
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment