gua maria tritis, doa yang mistis

gua maria tritis
ada perasaan haru ketika aku melihat kembali tempat ini. bukan, aku bukan orang yang religious. tapi aku lahir dengan seorang ayah yang membentukku menjadi seperti sekarang ini. memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. weekday kau boleh manghabiskan waktu di kantor, tapi weekend adalah waktu bersama keluarga atau untuk recharge diri sendiri. ayah pulalah yang selalu mengajak kami 'liburan' setiap akhir pekan. dan tempat ini adalah salah satu tempat yang selalu kukunjungi bersama beliau di masa hidupnya. 
mulut gua maria tritis
setelah 11 tahun berlalu, ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki kembali di sini dan tidak bersamanya. nanalah yang mengajakku kesini karena dia belum pernah ke gua maria tritis. seorang sahabat yang bersamanya aku selalu melakukan kunjungan-kunjungan religi. aku memang sering mengunjungi tempat ibadah atau pemujaan lain untuk wisata, tapi untuk berdoa? jarang pastinya. dan bersama nanalah aku selalu diingatkan untuk melakukannya.
jalan masuk menuju gua maria tritis
gua maria tritis berada di palian, gunung kidul. berada di tepi jalan jalur lintas selatan yang mengarah ke sejumlah pantai di bagian selatan jogja. dapat ditempuh sekitar 1,5-2 jam dari pusat kota. setelah pertigaan palian kau akan mudah menemukan pintu masuk ke gua tritis di sebelah kiri jalan dengan petunjuk nama besar bewarna kuning. akses masuk ini berbeda dengan akses masuk lama yang berada sekitar 500 meter sebelumnya.

jalan masuk gua tritis langsung mengarah ke parkiran yang jaraknya cukup dekat dengan gua. lebar jalanan pun lumayan, dapat dilalui 1 mobil besar, hanya saja tanjakannya cukup curam. berbeda dengan jalan masuk gua tritis dulu yang aku ingat dimana kami harus melalui pendakian panjang sebelum masuk ke mulut gua, saat ini jalanannya cukup rata dan dekat dengan gua. suasana hijau tanaman jati digantikan suasana gersang khas pegunungan kapur. walaupun cukup dekat, tidak sampai 10 menit perjalanan dari parkiran, bawalah penutup kepala jika kau tidak tahan dengan panasnya gunung kidul.
stalaktit gua
patung maria
gua maria ini dinamakan tritis karena terdapat banyak tetesan air dari stalaktit yang banyak dijumpai di dalamnya. inilah mengapa dalam ingatanku gua maria tritis berkesan mistis dan dingin. dingin yang menyejukan bukan dingin yang membuat merinding. tapi sekarang sudah banyak perubahan, patung maria yang dulunya berada dalam relung gua dengan ukuran besar dan bewarna putih dipindah dan digantikan dengan patung maria bewarna hitam dan lebih kecil. posisinya juga lebih rendah dan menjorok keluar menghadap ke teras doa. gua yang dulu beralaskan tanah lembab dengan penutup tikar yang membuatmu merasakan kedekatan dengan alam berganti dengan conblock dan berkursi.
wajah baru gua maria tritis
perubahan paling mendasar adalah alas gua sekarang lebih rata dan kering dengan pemasangan conblock tetapi tidak menggantikan esensi gua maria itu sendiri. masih tetap ada patung maria, yesus dan altar. tak lupa kolam air tempat peziarah biasa mengambil air sendhang. di sini kolam air benar benar berwujud kolam ya, jangan mencari keran seperti yang biasa ada di gua maria lain.
sendhang gua maria tritis
rosario besar di atas batuan
di bagian lain terdapat juga rosario besar yang diletakkan di atas batu agak ke atas dan menjorok ke dalam. kau tidak akan melihatnya dalam sekilas pandangan tetapi perlu melongok di antara batu besar. beberapa spot doa ini sebenarnya ditujukan untuk meneguhkan iman akan tuhan dan menumpahkan berbagai harapan baik. tidak ada aturan khusus untuk mengunjungi tempat yang teduh, nyaman dan tenang ini. cukup membawa niat baik dan menjaga ketenangan supaya tidak mengganggu peziarah yang berada di sana.

gua maria tritis menempatkan diri bukan hanya sebagai tempat ibadah orang katolik tetapi juga menerima keberagaman. bahkan ketika kami datang ke tempat ini tidak sedikit penganut agama lain yang berkunjung ke sini untuk sekedar menyaksikan keindahan gua. terlebih lagi setelah peresmian gua maria tritis telah banyak berbenah.
fasilitas toilet bersiih
perubahan wajah gua maria tritis ini tak lepas dari perjalanan gua maria yang baru saja diresmikan pada 20 mei 2019. walaupun udah lama dikenal tapi ternyata baru 2 bulan lalu gua maria ini diresmikan. peresmian ini juga mempengaruhi fasilitas di sekitar gua maria. yang paling terasa adalah adanya toilet yang bersih dan mudah ditemukan. dalam pengamatanku di spot-spot penting selalu ada toilet, di parkiran, di dekat doa dan di jalur jalan salib. pembangunan selanjutnya adalah jalan salib, dari jalanan yang dulunya sempit menjadi lebih lebar, dari yang sebelumnya relief menjadi diorama.
perbaikan jalur jalan salib
diorama 3 pemberhentian terakhirlah yang paling menarik bagiku. ada tiga salib besar yang didirikan di bukit kapur yang menandakan pemberhentian ke-12, yesus wafat di kayu salib. bukit ini dinamakan bukit golgota. walaupun memang lebih menyerupai kisah aslinya, yesus disalibkan di puncak bukit, tapi aku lebih menyukai aura tenang yang ada di bukit golgota lama. 3 kayu salib yang berada di tengah taman hijau yang membuatmu lebih nyaman untuk bersama tuhan. 
akses menuju bukit golgota
ntah mengapa bukit golgota yang baru bagiku lebih mirip tempat wisata daripada tempat untuk mencari ketenangan dan pengalaman rohani. aku dapat merasa lebih dekat dengan sang pencipta di bukit golgota lama. dan sayangnya, efek dari pembangunan goa maria tritis, bukit golgola lama sudah tidak dapat diakses pengunjung lagi karena terlibas pembangunan akses jalan masuk ke gua maria. sama dengan bukit golgota yang baru, kau hanya bisa memandang dari bawah saja.
bukit golgota baru
bukit golgota lama
pemberhentian ke-13, yesus diturunkan dari salib. pada pemberhentian ini terdapat pieta yesus yang terbaring di pangkuan maria. di sini juga disediakan tempat lilin jika kau ingin berdoa. jika kau ingin tempat doa yang dekat parkiran, di sinilah tempatnya. tapi memang tempatnya di luar gua dan tidak ada pelindung apapun. panas kepanasan, hujan kehujanan.
pieta
kubur yesus pada perhentian ke-14 yang seharusnya menggambarkan yesus dimakamkan menurutku agak kurang pas. diorama di sini lebih seperti menggambarkan kebangkitan yesus, saat kubur terbuka separo dan tidak ditemukan jasad di dalam kubur, yang tertinggal hanya kain kafan. kemanakah yesus?
kubur batu
kubur tanpa jasad
kembali lagi, jika kau percaya, yakini aja. aku di sini untuk berdoa dan bernostalgia. ada sebagian kenangan lama yang hilang tapi ada hal baru datang. apakah mampu saling menggantikan? jika memang perubahan ini menjadi lebih baik, membawa kebersamaan dalam keberagaman, membawa sebuah keyakinan bukan akar dari perselisihan, mungkin aku akan menerima perubahan baik ini. semoga kedepannya gua maria-gua maria lain makin dikenal luas dan akan mempererat toleransi keberagaman. kita bisa saling menghormati karena saling memahami, bukan saling memaki karena saling tidak tahu diri. -***-
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment