refugees coffee shop

special single origin
location: jalan tubagus ismail iv no 7, bandung

karena aku sadar, teman minum kopi itu bukan gorengan, kacang apalagi rokok, melainkan teman itu sendiri. mari berbincang...

mereview kopi pasti sudah banyak ahlinya. berbincang sambil minum kopi juga tidak pernah ada selesainya -kalau tetap diterusin-. maka, sebuah ajakan untuk 'mampir' ke kedai kopi yang baru dibuka 4 minggu ini tidak ada salahnya untuk dipenuhi, karena kita tidak akan pernah kehabisan obrolan di sana.

refugees small coffee shop, begitulah sang pemilik menyebutnya. saat aku ke sana petunjuk tentang lokasi ini tidak bisa kami temukan. hanya ada sebuah bangunan kantor dengan pekarangan yang kurang terawat dan sebuah garasi -padahal alamatnya sudah sesuai-. ternyata aku masih kepagian :D

pertama kali datang kondisinya memang belum tampak seperti warung kopi. maklum tempat ini masih buka dari pukul 5 sore sampai 10 malam -de facto tutupnya menunggu pelanggan terakhir pulang-. mungkin saat kau ke sana nanti, tempat ini sudah mulai dibuka dari pukul 10 pagi setelah merekrut pegawai pertamanya.
refugees art and menu
sebagai pelanggan pertama hari itu, aku punya banyak kesempatan untuk melihat-lihat tempat ini lebih dekat. garasi ini berhasil di sulap menjadi pameran seni mulai dari gambar dinding, papan penanda -yang belum dikeluarkan- sampai buku menu. aku sangat suka dengan buku menu yang terbuat dari kayu dan lukisan pemilk warung di sampul belakang.

walaupun menu utama yang ditawarkan adalah single origin, tapi ada juga minuman dari kopi lainnya untuk mereka yang tidak suka dengan kopi hitam. jangan heran kalau kau tidak menemukan minuman lain seperti latte dan teman-temannya di menu melainkan di buku snack -ntah apa alasan pemiliknya-. menu single origin sendiri ada hampir dari semua wilayah di indonesia masih dalam biji kopi kering. rosted dan penggilingan kopi dilakukan sendiri di warung ini sehingga kopi dijamin masih fresh

sebagai peminum kopi tubruk, aku mencoba 2 macam cara lain dalam menyajikan kopi, vietnam drip dan brew. ternyata perbedaan cara penyajian kopi memberikan karakter kopi yang berbeda. vietnam drip cenderung lebih pekat dengan rasa asam yang kurang tapi menyisakan sedikit rasa manis. sedangkan kopi brew lebih encer, tampilan lebih soft dengan karakter asam yang lebih kuat. keduanya jelas tanpa ampas kopi.

jangan tanya aku suka yang mana karena aku lebih memilih kopi konvensional, kopi tubruk. walau masih terdapat ampas kopinya, dengan penanganan yang tepat itu semua bisa diendapkan sempurna :D

kau tidak perlu menjadi pengungsi untuk bisa mencoba kopi di sini. tapi warung kopi ini memang membuka diri untuk siapa saja yang mau singgah ke sana. aku sudah, kau?
-***-
related posts: 
- previous: 
- next: -
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment