selat melaka |
travel date: 19 januari 2014
"no matter what they call us
however they attack
no matter where they take us
we'll find out own way back"
#no matter what-boyzone
aku tidak peduli apa anggapan orang saat mengetahui bahwa aku sungguh-sungguh ingin melihat ujung sungai melaka yang bermuara ke selat melaka. aku selalu membacanya dalam buku geografi maupun sejarah semasa sekolah. sekarang aku diberi kesempatan datang ke kota ini, apa salahnya jika aku mencari ujung sungainya?
hari masih pagi saat kami merencanakan berburu sunrise di pantai selat melaka. keinginan yang hanya menjadi mimpi di pagi malas kami. memutuskan keluar penginapan lewat dari waktu matahari terbit tetapi masih cukup pagi untuk memulai hari. tidak membuutuhkan waktu lama untuk berjalan dari penginapan ke ujung sungai melaka ini.
track di sepanjang sungai melaka |
waktu perjalanan yang singkat bukan hanya karena jarak tetapi juga karena track di tepi sungai yang sudah disediakan dan dirancang sebagai jogging track. rata, mulus dan tidak banyak halangan bearti kecuali tanaman tua yang memang tidak dapat disingkirkan dari track. track ini disediakan sampai ke ujung sungai sebelum bertemu dengan selat melaka. berjalan kaki dengan rute penginapan-selat mekala-ferris wheel-penginapan cukup membuat kami berolahraga di pagi hari sebelum memulai aktivitas kami hari ini.
awal dan akhir mekala jogging track |
di kanan kiri sungai juga dapat ditemukan pemandangan dari atraksi yang ada di sekitaran mulai dari bagian belakang maritime museum, tempat pejualan tiket melaka river cruise, speed boat serta hotel yang berada di pinggirannya. selain itu juga tersedia bangku sebagai tempat beristiraha atau sekedar menikmati suasana sungai. hanya sajadi pagi hari bukan manusia yang tampak menghabiskan waktu di sana melainkan segerombolan burung gagak. gagak sepertinya menjadi penghuni kedua setelah warga melaka sendiri. berhati-hatilah dengan langkahmu jika tidak ingin memperoleh pemberian yang tidak kau inginkan dari gagak yang terusik dengan kehadiranmu.
di pagi yang tidak begitu cerah itu, aku mengira lokasi selat melaka jauh dari penginapan kami. hal ini disebabkan karena sampai dengan pejualan tiket melaka river aku belum juga mencium aroma laut seperti aroma yang biasa kita hirup saat sudah mulai mendekati daerah pantai. mungkin karena pagi yang tidak terlalu cerah dan angin yang tidak terlalu kuat untuk menghembuskan aromanya.
namun ternyata impian bermain air dan berkecipak-kecipuk di pantainya yang basah memang harus kami tangguhkan karena pantai di sini tidak sesuai dengan bayangan kami. bukan pantai yang landai tapi sebuah akhir daratan yang ditandai dengan lampu pantai dan batu-batu pemecah ombak di bagian bawahnya. padahal di sini airnya relatif tenang dan tidak berombak. impian yang lagi-lagi kandas, tidak hanya sunrise yang gagal karena memang kemalasan kami tetapi juga gagal bermain air di pantai.
muara sungai dan selat melaka |
ok, ini adalah bentuk pantai lain yang belum pernah kutemi dan sangat diluar bayangan. bukan lokasi luas termpat belarian dan mengejar ombak. hanya berakhir saja. sebuah tanda, sebuah perbatasan. tidak banyak yang bisa dilihat atau dinikmati di sini. tidak ada aroma amis air laut maupun pemandangan pantai. sekali lagi, tidak ada pantai.
-***-
related posts:
- next: batu cave
0 comments:
Post a Comment