NuArt Sculpture Park, Bali Jakarta kumpul di Bandung

doa by nyoman nuarta
nyoman nuarta, nama besar yang mungkin tidak semua orang tahu. tapi karyanya aku yakin kau pasti tahu. patung garuda wisnu kencana di bali atau patung arjuna wijaya di jakarta. salah satu atau mungkin keduanya bisa jadi sudah kau lihat langsung. patung arjuna wijaya ini lebih kita kenal dengan patung kuda bundaran monas atau patung kuda indosat. tahu kan pasti?
NuArt sculpture park entrance
NuArt sculpture park ticketing dan tempat penitipan barang
seniman yang berasal dari bali dan kini menetap di bandung ini membuat nuart sculpture park untuk memamerkan karya seni yang ia miliki. bukan hanya ruang pameran yang ada di lahan seluas 3 hektar ini tetapi juga landmark taman yang memadukan keindahan, estetika dan filosofi dalam sebuah karya. dengan tiket masuk seharga Rp 50.000 untuk umum dan Rp 30.000 untuk anak dan pelajar, kau bebas mengekspore museum dan ruang pameran, amphitheater dan sculpture park. harga tiket ini termasuk potongan 20% untuk pembelian makanan di copper and brass atau laxmi resto.
NuArt sculpture park hall
dewi zolim, ntah mengapa aku merasa ini sangat anggun untuk karyga setinggi 1 lantai gedung
dari aula utama terdapat tangga memutar menuju ruang pameran lantai 1. di ruangan ini berlangsung nu-hope exhibition. pameran nu-hope merupakan pameran kelompok dari 8 seniman bandung dan jakarta. masing-masing seniman memamerkan hasil olahan artistik mereka dengan karakter maupun narasi berbeda dengan kesamaan tujuan yaitu meneropong harapan untuk bangsa ini.
nu-hope exhibition
harapan baru perlu dirasakan melalui seniman karena mereka melibatkan kepekaan nurani, perasaan, pikiran dan inderawi atas apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan dari lingkungan sekitar. 'radar' seniman masih dianggap mampu menangkap getaran 'kegelisahan' masyarakat. kegelisahan ini diungkapkan melalui karya artistik.
beberapa karya seniman di nu-hope exhibition
di antara beragam karya dengan kepekaan artistik, ada satu seniman yang berbeda dengan keluar dari tradisi melukis pada kanvas. karya-karyanya digambar pada potongan kayu yang memberikan background natural dari lukisan bertema binatang. tidak ada feel khusus dari lukisannya, hanya media kayunya yang membuat karya ini berbeda.
lukisan pada potongan kayu
hal lain yang berbeda dengan museum atau galeri kebanyakan adalah adanya cafe di antara ruang pameran. masih berada di lantai 1, terdapat cafe di dalam galeri untuk kau yang addict pengen ngopi. copper and brass siap dengan camilan kecil sebelum kau melanjutkan menjelajah keseluruhan tempat ini.
ruang pameran lantai 2
lanjut ke lantai 2 tempat museum nyoman nuarta berada. di dalamnya terdapat patung-patung karya nyoman. karyanya menampilkan perkembangan baru pada seni patung, bukan lagi patung terdeformasi tetapi patung realistik. patung-patungnya meninggalkan tradisi pahat kayu atau batu dan memilih menggunakan logam dengan teknik las. nyoman nuarta bahkan mengembangkan pembuatan patung berskala besar. patung berskala besar dengan arsitektur figuratif karya nyoman nuarta adalah patung perwira pada monumen jalesveva jaya mahe-surabaya dan garuda wisnu kencana di wisnu plaza-bali. 
miniatur garuda wisnu kencana
selain arsitektur figuratif, nyoman nuarta juga mengungkapkan dunia tidak nyata dalam karyanya. ia mengembangkan ide untuk menampilkan dunia tidak nyata bertemakan manusia dengan 'melenyapkan' manusia. bingung? berikut contoh karyanya yang berjudul 'angin'.
'angin' by nyoman nuarta
karya 'angin' adalah contoh kesadaran rasional pada realitas yang tidak nyata. angin tidak terlihat tetapi bisa dirasakan. kesadaran ini disampaikan nyoman dalam ide bentuk dengan menghadirkan angin melalui berbagai efek yang terlihat. karya tersebut menggambarkan seorang perempuan yang tertutup selembar kain dan menghadang terpaan angin kencang dari belakang. terpaan angin tersebut tercetak pada kain yang menutupi tubuhnya.
kekosongan 'angin'
namun jika kau melihat bagian depan dari perempuan yang tercetak pada selembar kain ini, kau akan melihat kejutannya. kau akan menemukan bahwa tidak ada sosok perempuan di dalamnya. kosong. nyoman nuarta mengekspos secara dramatis kekosongan dunia tidak nyata melalui jejak yang terlihat.
'gossip' by nyoman nuarta
koleksi karya nyoman nuarta
karya lain yang tak kalah menarik adalah 'gosip'. ntah mengapa aku langsung tersenyum begitu melihatnya. ya, aku setuju dengan nyoman dalam menuangkan gosip menjadi sebuah ide bentuk. belum lagi karya dua sisi yang harus kau lihat lengkap untuk mengetahui artinya. butuh waktu cukup lama untuk menikmati kesadaran rasional dari realitas yang ada dari setiap karya di lantai ini. dan itu belum seberapa sampai kau dibawa oleh jalur pameran menuju ke lantai dasar.
middle of yang besar dan yang tertindas
di lantai inilah patung berskala besar dipamerkan. tidak, bukan sebesar garuda wisnu kencana atau patung perwira. tapi rasio patung yang ada lebih besar dari skala normal. berada di samping karya-karya ini membuatku semakin merasa kecil dalam artian sebenarnya. 
'night mare' by nyoman nuarta
membayangkan karya 'night mare' yang diilhami peristiwa 20 mei 1998. saat satu per satu plakat besi hitam digabungkan, dirangkai menjadi sosok dengan kepanikan atau ronta yang melontarkan kecemasan. sebuah karya yang tidak mau diam, yang membekukan kenangan sejarah kusam menjadi patung besar penuh kepedihan.
'sang penari'
ah sudah, saatnya beranjak. dengan karya 'sang penari' yang mungkin kau akan tau maksudnya setelah membaca penjelasan dari lantai 2. juga karya 'cupid' yang cukup menggelitik. dan tak terasa pintu keluar pun sudah ada di depan mata. menghubungkan galeri ini dengan amphitheater yang ada di luarnya.
amphitheater
hari ini minggu siang. tidak ada pertunjukan yang digelar. amphitheater menjadi panggung kosong tak berpenonton. tidak ada gaung tetapi suasana pertunjukan dapat sedikit terasa dari tempat duduk bertingkat yang dibuat melingkari panggung. dengan background pepohonan dan nyanyian dedauan, duduk di sini kau bisa menemukan kesejukan. 
sculpture park, apa kau lihat ekor paus?
menyatu dengan area sculpture park membuat kau juga dapat menikmati karya-karya nyoman yang lain. mulai dari yang berukuran standard sampai yang berukuran besar -untuk ukuranku-. tema karya-karya di sini diletakkan dengan acak. kau bisa menemukan kejutan-kejutan kecil selama penjelajahan di dalam taman. mulai menemukan sculpture di tempat yang tak terduga sampai dengan nyaris tidak bisa membedakan mana asli dan mana buatan. beberapa di antaranya bahkan dibuat khusus untuk menjawab keinginan pengunjung untuk tetap eksis di media sosial.
sculpture acak yang bisa kau temukan di sekitar taman
akhir paling memuaskan untukku adalah keberadaan laxmi resto. aku akui tempat ini didesain dengan sangat memanjakan pengunjung. setelah pengunjung puas dengan kunjungan dan menikmati karya-karya indah dan luar biasa, di ujung sculpture park inilah resto berada. seakan menjawab kebutuhan pengunjung untuk mengisi tenaga yang hilang selama menikmati pameran dan menjelajahi taman.
laxmi resto
walaupun berlokasi di bandung, nyoman sepertinya tetap mempertahamkan asal usulnya. menu yang disajikan di laxmi resto mayoraitas merupakan makanan bali. desain ruangan pun sangat lega dengan interior replika atau miniatur karyanya. belum lagi gemercik air terjun yang terdengar lirih dari belakang resto. suasananya sangat mirip dengan resto dan cafe di bali yang cocok dinikmati saat liburan atau menginginkan ketenangan.
nasi campur belong
nasi ayam crispy pesiapan
menu yang aku pilih kali ini adalah nasi campur belong -Rp 55.000++, harga sebelum diskon pengunjung-. nasi campur ini terdiri dari ayam suir, telur ayam, sate bali, tumis sayur dan rempeyek kacang plus kuah kuning. cukup lengkap menurutku dibanding nasi ayam crispy pesiapan yang dipesan mba' dahlia dengan harga yang sama. isinya ayam goreng dan tumis sayur. yang ekstra di sini adalah penyajian sambalnya. tidak hanya 1 tapi 3 macam. ada sambal bawang, sambal tomat dan paling istimewa adalah sambal matah dengan jumlah yang berlimpah
hati senang, pikiran tenang, perut kenyang
-***-
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment