batal makan surabi dapoer ndeso

selamat datang di dapoer ndeso

location: jalan dr. setia budi no 185, bandung

gerimis mengguyur bandung dini hari membuat aku ingin mencari sesuatu yang hangat. walau sebenarnya tempat berteduh lengkap dengan selimut lebih menjanjikan, tapi karena kenalan penghuni lain memutuskan mencoba makanan khas bandung ini, maka akhirnya akupun ikut melangkahkan kaki ke warung surabi di antara rintik hujan.

ada beberapa warung surabi yang terdapat di jalan setia budi. kami memilih yang paling dekat dengan penginapan karena semuanya tidak membawa payung -basah dong pasti-. kondisi dingin, dini hari dan sedikit keroncongan membuat kami tidak sabar untuk menyantap surabi hangat. jadilah dapoer ndeso seakan oasis tengah malam buat kami yang kelaparan -eh, kedingingan juga-.
suasana dapoer ndeso dini hari
asap pembakaran surabi mengepul di depan warung membuat kami tak sabar untuk segera menyantap surabi. suasana warung yang tidak terlalu ramai membuat kami yakin bisa segera mendapatkan surabi hangat. aku sebenarnya tidak terlalu berminat memesan minuman setelah sebelumnya puas ngopi di kopi ireng sambil berbincang. tapi karena hanya itu yang bisa dinikmati sambil menunggu surabi matang, akhirnya kuputuskan untuk mencoba wedang sereh.

rasa wedang sereh cukup segar, ditambah potongan sereh yang bisa menambah cita rasa -jika dihisap atau dikunyah langsung :D-. selebihnya tidak ada yang istimewa. mencoba bandrek yang dipesan delima rasanya kurang fresh dibanding wedang sereh. mungkin karena minuman ini dibuat dengan menyeduh bandrek sachet-an.
wedang sereh
bandrek
lama menunggu, surabi kami tak kunjung datang. berulang kali diingatkan, pelayan hanya bilang:
"sabar mba', kan masaknya pakai tenaga orang, bukan mesin"
iya, kami tahu memasak surabi menggunakan tungku bukan mesin dan pastinya tidak bisa diatur untuk dipercepat. masalahnya, beberapa pengunjung yang datang setelah kami sudah mendapatkan surabi hangat yang mengepul di atas meja mereka. mengapa pesanan kami tak kunjung datang? kemana surabi kami?

sekitar 1 jam setelah memesan, bahkan sampai minuman hangat -yang ntah kebetulan disajikan dalam cangkir mungil- sudah berpindah sempurna ke dalam perut makanan yang ditunggu tak kunjung datang. ya, kami kesal dan memilih membatalkan pesanan, kembali ke penginapan.

next, aku harap tidak ada pelanggan-pelanggan yang tertelantarkan lagi seperti kami, yang kecewa dengan pelayanan maupun jawaban petugasnya. seandainya masih ada malam-malam lain untuk makan surabi, aku pastikan tidak akan makan di sini lagi. sebagus atau seenak apapun review maupun rasa yang mungkin akan diceritakan orang.
-***-
related posts: 
- previous: kopi ireng
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment