belanja kopi di vietnam

vietnam coffee
vietnam merupakan salah satu surga bagi pecinta kopi. kedai-kedai kopi berkembang pesat di bekas koloni perancis ini. kebiasaan lokal dalam menikmati kopi sambil bercakap-cakap di pagi atau sore hari menjamur hampir di semua kawasan. hal ini didukung dengan koleksi dan jumlah kopi yang dihasilkan negara ini. sebagai komoditi agrikultura kedua terbesar setelah beras, kau akan sangat mudah menemukan kopi di kota apapun yang kau kunjungi di vietnam.

aku pun tergoda untuk melangkahkan kaki ke salah satu toko kopi yang menjual berbagai koleksi kopi vietnam. sama dengan indonesia, kopi di sini diberi nama sesuai dengan daerah penghasilnya. kecuali kopi trung nguyen yang dihasilkan sendiri dari perkebunan milik grup penghasil kopi terbesar di vietnam ini.

biji-biji kopi sangrai ditata rapi dalam kotak kaca untuk menjaga aromanya. sang penjual pun dengan lihai melayani pembeli dengan memberi rekomendasi dari kopi-kopi koleksinya. aku memilih 3 jenis kopi berdasarkan penjelasannya sebelum dia mengeluarkan kopi sangrai ini untuk kucium. galau dengan 2 pilihan, dia pun menawarkan untuk menyeduh 2 kopi yang kupilih. wow! walaupun hanya pedagang pasar, pelayanan mereka sangat memuaskan.
penyajian kopi vietnam
kopi digiling dan diseduh di depan pembeli. jelas ini untuk memastikan keasliannya tanpa ada curiga dibohongi. memakan waktu cukup lama memang, tapi dengan cara ini dia pun bisa menjajakan dagangannya yang lain. kopi trung nguyen 3in1 gt7, gt 7 cappucinno dan instan no 8 akhirnya masuk ke keranjang belanja rista. sedangkan aku lebih memilih kopi bubuk yang masih disiapkan.

karakter dari kedua kopi yang kucoba jauh berbeda. kopi arabica yang kucoba tidak terlalu asam seperti arabica biasanya hanya lebih terasa gosongnya. sedangkan kopi buon me thuot memiliki aroma yang kuat dengan rasa manis samar muncul di belakang. kopi inilah yang akhirnya kubeli dengan harga 300ribu dong untuk 500 gramnya.

hati senang, kopi di tangan tapi ntah mengapa keinginan menikmati kopi vietnam ini belum juga hilang. kami pun melipir ke kedai kopi di pinggir jalan untuk merasakan budaya lokal, ngopi-ngopi seperti warga lokal.
-***-
previous:
- next:
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment