cita rasa auckland kini hadir di lembang

mencicip auckland
"there is nothing like looking, if you want to find something. 
you certainly usually find something, if you look, but it is not always quite the something you were after"

#the hobbit-jrr tolkien 

liburan mahal sudah ga jaman. liburan ke luar negeri ga hanya untuk golongan tertentu. tapi mimpi ke auckland tetap saja mahal di dompetku. mau yang murah dan mudah dijangkau? carilah maka kau akan menemukannya.

mencari spot yang cantik difoto seakan sedang liburan mahal? atau ingin tampak pulang dari liburan ke luar negeri? aku sendiri lebih ingin mengintip auckland sebelum nantinya mampu ke sana sendiri. dan muncullah lokasi yang baru beroperasi selama 3 bulan ini di bandung utara. rumah hobbit di indonesia, farmhouse, ingin mencoba?
mengintip auckland
how to get there:
- jakarta-bandung dengan primajasa (75 ribu) turun di leuwipanjang  
- terminal leuwipanjang-ledeng dengan damri (5 ribu)
- dari pertigaan ledeng naik L300 warna putih ke arah lembang (3 ribu), turun di seberang  farmhouse, jangan mau ditipu tarif oleh supir angkot

selain hawa dinginnya, lembang juga terkenal sebagai penghasil susu. setelah tahu susu yang meningkatkan konsumsi susu lembang, sekarang hadir farmhouse yang menjual susu lembang dengan konsep unik. pada dasarnya lokasi ini adalah lokasi kuliner tetapi dikonsep sebagai kuliner keluarga.
 menurutmu ini bangunan apa?
pengunjung yang datang diwajibkan membayar tiket masuk yang dapat ditukar dengan susu -ada 3 pilihan rasa: plain, coklat dan strawberry- atau sosis bakar. aku memilih menukar tiket masuk dengan segelas susu dingin -tidak ada yang hangat-. rasa strawberry menurutku paling pas, sedangkan susu plain berbau amis khas sapi tanpa tambahan apapun dan rasa coklat terlalu manis di lidahku. jika kau merasa kurang dengan 1 gelas susu yang kau dapat dari penukaran tiket, farmhouse juga menjual susu dan sosis di lokasi terpisah.
tiket ditukar susu atau sosis
sebagai tempat yang juga menghadirkan wisata kuliner, di sini disajikan berbagai jenis makanan. selain susu dan sosis ada pilihan camilan lain seperti olahan ubi, kopi dan resto lainnya. bangunan utama yang ada di sini digunakan sebagai gedung pertemuan dengan cafe dan resto di lantai dasar. sedangkan bangunan-banguan kecil yang ada di sekitarnya merupakan kios jajanan, souvenir dan juga tempat penyewaan kostum untuk semakin merasakan nuansa peternakan eropa.
deretan resto, cafe dan gerai souvenir di farmhouse
jangan bingung dengan auckland vs eropa karena bangunan di sini didesain dengan gaya eropa. yang nemarik adalah adanya toilet anak yang terpisah dengan toilet dewasa. sedangkan yang memunculkan nuansa auckland adalah replika hobbit house yang terdapat di area petting zoo. letak petting zoo berbeda dengan kompleks cafe dan resto. jika cafe dan resto berada di sebelah kiri pintu masuk, maka petting zoo berada di belakang pintu masuk.

petting zoo di sini cocok untuk mengajak anak kecil karena banyak koleksi binatang dari kelinci, kura-kura, domba atau bahkan binatang yang dibawa pengunjung bisa saling menemukan kawan. si kecil bisa diajak untuk berinteraksi langsung dengan binatang yang ada atau memberi makan mereka. sungguh tempat yang dikonsep untuk liburan keluarga.
petting zoo di farmhouse
aku bahkan diijinkan mengajak bermain anjing milik pengunjung. si kecil huki sempat gemetar saat digendong tapi kelamaan mulai bisa ceria lagi. pengen rasanya membawa pulang koleksi anak domba dan menculik huki -semoga pemiliknya tidak membaca blog ini-.

setelah puas bermain dengan binatang-binatang peternakan, kini saatnya ke spot utama yang menjadi alasan kami datang ke farmhouse, replika hobbit hole. ternyata banyak pengunjung yang datang ke tempat ini untuk alasan yang sama. hiburan di indonesia salah satunya memang spot yang bagus difoto supaya bisa di-share ke jejaring sosial -manusia adalah makhluk sosial bukan- dan lokasi ini telah menarik banyak pengunjung dengan hobby hiburan semacam ini.

untuk bisa mendapatkan akses foto selama 10 detik, kami mengantri nyaris 20 menit. itu pun dengan menegur orang-orang yang seenaknya memotong antrian. jika tidak demikian, aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan di akhir minggu untuk dapat berfoto di depan pintu rumah biblo baggins ini. sebuah kepuasan tersendiri ketika akhirnya aku dapat berada di depan antrian. masa bodoh dengan mata-mata yang menatapku berpose karena aku sudah menantikan ini selama 20 menit. sekali lagi 20 menit. dan untung hasilnya bagus :)
apa yang kau lihat dan apa yang kulihat
kekuranganya adalah kesadaran dari pengunjung yang ada. sudah ditata bagus, sudah diberi fasilitas kebersihan memadai tapi tetap saja mental membuang sampah sembarangan banyak ditemukan di sini. sisa gelas susu maupun piring sosis dibuang seenaknya di taman, kursi atau tempat mana pun yang mereka singahi terakhir kali menghabiskan santapan tersebut. padahal dari pihak pengelola sudah menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau, bahkan sampai membekali kantong plastik bagi yang menginginkannya. hanya saja kesadaran tentang sampah ini belum muncul dari setiap pengunjung -kasihankan petugas kebersihan yang harus berjibaku membersihkan sampah di tengah keramaian-.

tidak banyak waktu yang kami habiskan untuk mengeksplorasi tempat ini. puas mendapatkan apa yang kami cari penjelajahan pun berhenti. kau tertarik untuk menjelajah lebih dalam dari aku? ditunggu hasil jelajahnya ya.
-***-   
NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment